BBM Mahal, Pengusaha Minta Tarif Angkutan Laut Dinaikkan
Pengusaha yang tergabung di INSA meminta pemerintah segera menaikkan tarif angkutan laut penumpang sebagai buntut BBM naik.
IDXChannel - Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) saat ini berdampak langsung terhadap penyeberangan angkutan penumpang, mengingat untuk sektor ini masih menggunakan BBM subsidi.
Hal itu disampaikan Ketua Umum DPP Indonesian National Shipowners' Association (INSA) Carmelita Hartoto, Senin (5/9/2022).
"Sudah pasti beban operasional bagi angkutan pelayaran penumpang semakin berat seiring kenaikan harga BBM," ujarnya.
Menurut Carmelita, pelayaran sektor angkutan penumpang yang melayani jarak dekat, selama ini tarif angkutannya ditentukan pemerintah. Untuk itu, dia berharap, pemerintah bisa segera melakukan penyesuian tarif untuk pelayaran penumpang jarak dekat.
"Idealnya saat ada kenaikan BBM, maka langsung ada penyesuaian tarif untuk angkutan penumpang jarak pendek secepatnya karena beban kenaikan BBM cukup besar," pintanya.
Dalam struktur biaya operasional, bahan bakar menyumbang 40% sampai 50% terhadap total biaya operasional pelayaran.
Adapun untuk pelayaran penumpang jarak jauh, Carmelita meminta para operator pelayaran melihat potensi dan mekanisme pasar yang berlaku di tiap lokasi pelayaran, agar tetap kompetitif, namun juga harus mengutamakan keselamatan penumpang.
"Untuk pelayaran penumpang jarak jauh kita harap mereka bisa tetap memberikan layanan terbaik, dan mengutamakan faktor keselamatan," ujarnya.
Untuk kenaikan harga BBM non-subsidi yang selalu fluktuatif seperti yang dipublikasikan Pertamina setiap 15 hari, sambung Carmelita, maka pelaku usaha menerapkan fuel surcharge.
Selain terhadap pelayaran, dampak kenaikan BBM ini juga berdampak terhadap kenaikan ongkos trucking dan transportasi dan biaya kepelabuhanan.
"Jadi penyesuaian tarif angkutan karena naiknya BBM, ini tidak hanya pada sektor pelayaran, tapi juga angkutan lainnya," tandasnya. (FAY)