BBM Naik Merembet ke Inflasi, Ini Sektor yang Kena Dampaknya
Ternyata, dampak kenaikan harga BBM akan terasa di bulan-bulan berikutnya.
IDXChannel - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Margo Yuwono membeberkan pengaruh atau dampak kenaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) terhadap inflasi.
Berkaca dari kejadian 2014, Margo mengungkapkan,saat itu tepatnya pada 17 November 2014 terjadi kenaikan harga bensin Premium dari Rp6.500 menjadi Rp8.500 per liter.
Tak hanya premium, untuk BBM jenis Solar juga naik dari Rp5.500 menjadi Rp7.500 per liter. Kebijakan tersebut mendorong kenaikan inflasi, di mana pada saat itu terjadi inflasi tahunan sebesar 6,23%.
"Tetapi yang menarik yang juga perlu kehati-hatian ke depan adalah kenaikan pada bulan yang bersangkutan ini juga memiliki dampak di bulan berikutnya, di mana bulan Desember (Januari-Desember 2014) terjadi inflasi 8,36%," tegas Margo dalam Press Conference Rilis BPS, Senin (3/10/2022).
Namun, Margo melanjutkan, ini hanya memperlihatkan historis data bahwa inflasi yang kenaikan BBM pada bulan tertentu itu, dampaknya pada bulan berikutnya.
"Tetapi kalau lihat tren berikutnya sudah mulai landai kembali, tidak mengalami puncaknya," ungkap Margo.
Kalau kita belajar dari tahun-tahun sebelumnya, lanjut Margo, kenaikan harga BBM ini dampaknya ke beberapa subsektor kepada kelompok pengeluaran.
Nanti yang terkena adalah bahan makanan, makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, kemudian perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar, transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan.
"Polanya juga sama, ada kenaikan di November, tetapi di Desembernya juga terjadi kenaikan, tetapi pada bulan-bulan berikutnya itu kenaikannya sudah tidak berdampak dan sudah landai inflasinya begitu," jelas Margo.
Sebagai ringkasan inflasi September 2022, penyesuaian harga BBM yang diberlakukan pada awal bulan mendorong inflasi September 2022 melalui kenaikan harga pada komponen komoditas harga diatur pemerintah, yang memberikan andil terbesar terhadap inflasi September 2022.
Penyesuaian harga BBM berdampak lonjakan inflasi kelompok energi hingga mencapai 16,48% secara yoy pada September 2022. Secara m-to-m, kelompok bahan makanan mengalami deflasi pada September 2022 sebesar 0,68%, sehingga menahan inflasi tahunan yang relatif landai sebesar 8,69%.
"Perlu diwaspadai inflasi Oktober khususnya pada kelompok transportasi karena belum semua wilayah melakukan penyesuaian tarif angkutan," pungkas Margo.
(FAY)