ECONOMICS

Berambisi Jadi 'Raja', Potensi Ekonomi Digital RI Capai Rp4.531 Triliun

Shifa Nurhaliza 09/07/2021 13:26 WIB

Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi, membeberkan road map perdagangan digital di Indonesia hingga 10 tahun mendatang.

Berambisi Jadi 'Raja', Potensi Ekonomi Digital RI Capai Rp4.531 Triliun. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi, membeberkan road map perdagangan digital di Indonesia hingga 10 tahun mendatang. Potensi nilai ekonomi digital pada 2030 mencapai Rp4.531 triliun atau naik delapan kali lipat dari 2020.

Mengutip Program Newscreen Morning IDX Channel, Jumat (9/7/2021), Lutfi menggambarkan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia bisa sejalan dengan pertumbuhan ekonomi digital. Jika dilihat PDB Indonesia 2020 sebesar Rp15.400 triliun, diprediksi akan menjadi Rp24.000 triliun pada 2030.

Pada saat yang bersamaan, kontribusi Ekonomi Digital Indonesia (EDI) pada 2020 sebesar Rp603 triliun dan akan naik 8 kali lipat pada 2030 menjadi Rp4.531 triliun.

"Artinya ketika PDB tumbuh 1,5 kali lipat pertumbuhan ekonomi digital akan tumbuh 8 kali lipat. Ini pertumbuhan luar biasa. Ke depan ini bisa menjadi bagian dari daya ungkit ketika terjadi krisis seperti Covid-19 karena tiba-tiba kita bangun dari tidur kita karena e-commerce itu bagian ekonomi yang penting," kata Lutfi dalam Economic Outlook Bisnis Indonesia.

Lutfi mengatakan sektor e-commerce itu akan menguasai 34% pangsa pasar ekonomi digital di 2030, dengan total nilai Rp1.908 triliun. Diikuti dari sektor B2B services sebesar Rp763 triliun, lalu travel online (online booking) sebesar Rp575 triliun.

"Ini service yang akan membuka mata rantai ekonomi digital kita. Health tech kita di 2030 akan berjumlah Rp471 triliun ini senada dengan education services Rp160 triliun," katanya.

Lutfi mengatakan melihat dari digitalisasi kehidupan, bisnis e-commerce itu tumbuh drastis, dari Rp302 triliun di 2019, lalu tumbuh menjadi Rp1.178 triliun di 2025, hingga menuju Rp1.900 triliun pada 2030. Begitu juga dengan online travel yang hanya Rp100 triliun di 2019 naik menjadi Rp575 triliun di 2030.

"Sementara frekuensi kunjungan e-commerce di Indonesia 54% masih dari lokal pasar. Karena peserta pelaku pemegang akhir masih orang Indonesia. seperti Tokopedia, Bukalapak, dan BliBli dan lain lain," jelasnya

Hanya saja untuk online media seperti platform nonton film Netflix masih banyak dikuasai luar negeri. Padahal peningkatannya mencapai 11 kali lipat penggunaannya atau langganan pada saat pandemi Covid-19.

"Namun 80% digital ads pergi ke platform asing jadi untuk online media ini kita keluarkan biaya infrastruktur luar biasa tapi yang main dalam situ Netflix, Disney Plus, yang kepemilikan asing," tandasnya.

Sementara ride hailing seperti Gojek dan Grab juga akan meningkat nilainya dari Rp86 triliun menjadi Rp491 triliun. Lalu fintech seperti Kredivo, Gopay, dan Investree juga naik dari Rp81 triliun menjadi Rp324 triliun. (TYO)

SHARE