Berbekal Rp3.410 Triliun, Qatar Siap Jawab Kritikan Terkait Piala Dunia 2022
Pengetahuan Sanchez mengenai karakter pemain di Asia membuat Qatar berhasil menjuarai Piala Asia 2019 tanpa mengalami kekalahan.
IDXChannel - Minggu (20/11/2022), kick off perdana atas penyelenggaran Piala Dunia 2022 di Qatar akan dilangsungkan. Hal ini akan menandai penyelenggaraan event sepak bola internasional empat tahunan itu dalam sebulan ke depan.
Dengan mulai bergulirnya perhelatan Piala Dunia 2022 ini, Qatar dinilai memiliki waktu sebulan penuh untuk menjawab serangkaian kritikan yang selama ini ditujukan kepada negara tersebut sebagai pihak penyelenggara.
Salah satu isu yang paling menjadi sorotan adalah kemampuan Qatar dalam menjamin keamanan dan kenyamanan suporter dari seluruh dunia yang turut hadir untuk menyaksikan pertandingan Piala Dunia secara langsung di sejumlah stadion di negara tersebut.
Sebagai informasi, Qatar telah ditunjuk sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 sejak Desember 2010 lalu oleh Federation of International Football Association (FIFA). Sejak saat itu, badai kritik seolah tak henti bergulir, baik terhadap Qatar sebagai pihak panitia, maupun FIFA sebagai pemberi mandat.
Tak tanggung-tanggung, kritikan bahkan dayang dari mantan Presiden FIFA sendiri, yaitU Sepp Blatter.
"Bagi saya jelas, (penunjukan) Qatar adalah sebuah kesalahan. Sebuah pilihan yang buruk," ujar Sepp Blatter, sebagaimana dilansir Reuters, Jumat (18/11/2022).
Penyelenggaraan Piala Dunia 2022 di Qatar diadakan pada bulan November hingga Desember, karena tidak mungkin menggelar pertandingan di bulan Juni hingga Juli seperti pada perhelatan-perhelatan sebelumnya, mengingat periode tersebut merupakan musim panas, di mana suhu di Qatar mencapai 45 derajat Celcius.
Dua kajian yang dilakukan FIFA pada 2014 dan 2015 juga menunjukkan bahwa tidak mungkin menggelar piala dunia di bulan Juni-Juli.
Laporan media juga mengatakan bahwa pembangunan stadion untuk piala dunia juga menimbulkan kontroversi mengenai hak-hak buruh yang kehilangan nyawa dan dianiaya selama proses pembangunan.
Untuk menyikapi kekecewaan dunia atas kontroversi tersebut, Qatar memutuskan untuk mengubah undang-undang buruh di negaranya. Qatar juga memberlakukan hukum Islam di negaranya, sehingga akan menindak keras para pelaku Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) serta akan membatasi minuman beralkohol.
Pada bulan September lalu, Emir Qatar, Syeikh Tamim bin Hamad Al Thani, mengatakan kepada Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahwa Qatar siap menyambut suporter dari seluruh dunia tanpa adanya diskriminasi.
Juara lompat tinggi Olimpiade Qatar yang juga duta piala dunia, Mutaz Barshim, mengatakan bahwa Piala Dunia 2022 di Qatar merupakan momen untuk menyatukan semua orang.
"Piala Dunia akan berdampak positif bagi masyarakat kita dengan menampilkan budaya kita kepada dunia dan dengan membantu orang menciptakan persahabatan dan membangun jaringan. Ini adalah kesempatan emas untuk mengubah persepsi negatif tentang kawasan dan menciptakan koneksi baru dan bermakna," ujar Barshim.
Qatar merupakan negara pertama yang lolos ke turnamen final piala dunia melalui jalur tuan rumah semenjak Piala Dunia 1934 di Italia. Timnas Qatar telah melakukan persiapan yang matang untuk berkompetisi di Piala Dunia 2022, hal ini dilakukan untuk menghindari kegagalan tuan rumah piala dunia di fase grup seperti yang terjadi pada Swiss, Chili dan Afrika selatan yang gagal lolos pada 1954, 1962 dan 2010.
Persiapan Timnas Qatar dimulai pada tahun 2017 dengan menunjuk pelatih asal Spanyol, Felix Sanchez. Pengetahuan Sanchez mengenai karakter pemain di Asia membuat Qatar berhasil menjuarai Piala Asia 2019 tanpa mengalami kekalahan.
Timnas Qatar sempat mengalahkan Jepang 3-1 di final Piala Asia 2019, hal ini membuat mereka percaya diri. Qatar melanjutkan persiapannya dengan berpartisipasi di Piala Copa America 2019. Qatar hanya berada di posisi paling bawah grup setelah kalah dari Kolombia dan Argentina serta mendapatkan hasil imbang menghadapi Paraguay.
Menjadi tuan rumah piala dunia, Timnas Qatar tentunya berada di bawah tekanan suporter untuk meraih hasil yang memuaskan dalam kompetisi tersebut. Federasi Sepak Bola Qatar telah melarang pemain timnas mereka untuk bermain di klub domestik semenjak awal musim demi persiapan piala dunia. (TSA)
Penulis: Ahmad Dwiantoro