Berkah Ramadan, Pengrajin Dodol Betawi Produksi hingga 1 Ton per Sehari
Para pengrajin dodol betawi di Kabupaten Bekasi Jawa Barat sudah mulai kebanjiran orderan karena meningkatnya permintaan dodol dari sejumlah kota di Jabodetabek
IDXChannel - Dua pekan memasuki bulan suci Ramadhan, para pengrajin dodol betawi di Kabupaten Bekasi Jawa Barat sudah mulai kebanjiran orderan karena meningkatnya permintaan dodol dari sejumlah kota di Jabodetabek sampai Karawang.
Salah satu tempat pengrajin dodol betawi berlabel Ncek Dodol yang terletak di Kampung Ceger RT 02 RW 03, Desa Sukajaya, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Bekasi, mulai kerepotan karena meningkatnya permintaan dodol betawi sejak awal bulan suci Ramadhan. Bahkan, produksi dodol betawi di tempatnya saat ini mampu menembus angka mencapai 800 kilogram, hingga 1 ton per hari.
"Kalau peningkatan itu sampai 70 persen dari hari biasanya, dan ini sudah ditarget sampai menjelang lebaran itu kita harus produksi sebanyak 30 ton,"ucap Rinto (38) pria pemilik usaha Ncek Dodol di Cibitung, Selasa (4/4/2023).
Rinto mengatakan, pada hari biasa ada sekitar 5 orang yang dipekerjakan di lokasi dapur pengolahan dodol betawi miliknya. Namun saat ini guna memenuhi target pesanan dodol dari pelanggan, ia harus menambah hingga 30 orang pekerja dengan 11 lokal tungku pengaduk dodol.
Karena dalam prosesnya itu, dodol masih diolah dengan cara tradisional produksi dodol membutuhkan waktu hingga lebih dari 7 jam agar mendapatkan tekstur dan rasa yang khas.
Adapun ia menjelaskan, pesanan dodol betawi datang dari pembeli berasal dari sejumlah kota yang ada di wilayah Jabodetabek dan Karawang. Kata Rinto, kebanyakan pembeli di tempatnya merupakan para agen distributor yang menjual dodol betawi hasil produksi industri rumahan miliknya itu hingga ke luar pulau Jawa.
"Biasanya, sih yang pesen itu memang kan udah langganan dari Jakarta, Bogor, Karawang, Tangerang ya Jabodetabek sih," ujarnya.
Ditempatnya, diproduksi dodol betawi dengan berbagai varian rasa, seperti rasa original, wijen, ketan hitam, durian, dan keju. Sedangkan untuk harga bervariasi, mulai dari Rp35.000 hingga Rp55.000 per kilogram sesuai dengan varian rasanya.
"Kalau yang original itu Rp35.000, yang ketan hitam itu Rp37.000, durian Rp50.000, keju Rp55.000, kalau yang wijen Rp42.000 per kilogram," ungkap Rinto.
Rinto menyebut, usaha dodol betawi yang dijalaninya itu sudah berjalan lebih dari 30 tahun, turun temurun dari mulai sang kakek bernama Haji Munir merintis usaha tersebut.
Saat ini, sudah keturunan ketiga dalam meneruskan usaha pembuatan dodol betawi, dan masih tetap mempertahankan cita rasa yang sama.
"Ada 30 tahun, ini dari engkong ke orang tua, nah baru saya, makanya banyak yang harus diperhatikan dalam pengolahannya biar bisa mempertahankan cita rasa dan tekstur dodolnya ciri khas sini,"ungkapnya.
(SLF)