Bersaing dengan China, ADB Bakal Lakukan Reformasi di 2023
Reformasi terjadi karena adanya persaingan regional, terutama dengan Bank Investasi Infrastruktur Asia yang dimiliki China.
IDXChannel - Asian Development Bank (ADB) akan melakukan reformasi dengan menjadikan lokasi tempat pinjaman publik dan swasta melalui satu tempat yang sama. Selain menyederhanakan lokasi peminjaman, ADB juga mengerahkan lebih banyak staf bank ke lapangan supaya dapat bekerja lebih dekat dengan klien.
Melansir Devex, Senin (31/10/2022), Dewan ADB telah mengonfirmasi hal tersebut. Rencananya model tersebut akan diberlakukan secara bertahap, dimulai pada kuartal kedua 2023.
Reformasi tersebut dilakukan untuk meningkatkan peran klien dalam mengambil keputusan. Kantor pusat memiliki kebijakan top-down untuk perusahaan, namun hal tersebut diarasa kurang efektif.
Reformasi terjadi karena adanya persaingan regional, terutama dengan Bank Investasi Infrastruktur Asia yang dimiliki China. Bank Infrastuktur Asia mengambil banyak peran di Asia dan mampu menyaingi Bank Dunia.
Managing Director General ADB, Woochong Um mengatakan reformasi akan membuat ADB bekerja lebih efektif dan semakin memperkuat kemampuan untuk mengembangkan investasi swasta baru.
Woochong mengakui perubahan ekonomi di Asia menyulitkan keadaan finansial negara-negara berpenghasilan rendah dan hal tersebut menjadi peluang bagi ADB.
"Dari Covid-19 hingga perubahan iklim, dan dari kesetaraan gender hingga ketahanan pangan dan digitalisasi, kebutuhan mereka jauh lebih besar," Woochong.
"Pada saat yang sama, agenda pembangunan juga lebih kompleks, dengan penekanan yang lebih besar pada isu-isu yang memerlukan tindakan regional atau global," tambahnya.
Menurut ADB, menyatukan tempat peminjaman lima departemen regional dapat membuat prosesnya menjadi lebih lancar dan efektif. Hal ini juga akan membuat ADB memiliki ruang gerak yang lebih luas untuk mengembangkan sektor wiasata.
Woochong mengatakan reformasi ADB akan semakin menguatkan komitmen untuk membantu menangani kerusakan iklim di mana kawasan Asia Pasifik merupakan wilayah yang menentukan untuk menanggulangi bencana iklim.
"Akan memungkinkan kita untuk meningkatkan kapasitas kita sebagai bank iklim kawasan," katanya.
ADB berkomitmen membiayai penanganan iklim sebesar USD100 miliar pada 2030 dan komitmen ADB selaras dengan perjanjian iklim Paris pada 2015.
Kantor-kantor negara akan mengambil alih peran selama lima departemen regional dalam reformasi, ADB berharap hal ini akan menjalin kedekatan yang lebih erat dan memenuhi semua kebutuhan kliennya. ADB yang berbasis di Manila, Filipina saat ini telah memiliki 40 kantor cabang.
Reformasi ini akan merombak posisi 3.500 staf bank. Para staf akan mendapatkan lebih banyak lokasi penempatan dari kantor pusat dan departemen regional untuk ditempatkan di negara-negara peminjam.
Reformasi juga melibatkan peran ekonom bank untuk membangun hubungan yang lebih erat antara penelitian, operasi ekonomi, dan menyelaraskan proyek dengan kebutuhan negara. (NIA)
Penulis: Ahmad Dwiantoro