IDXChannel - Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan hari ini, Kamis (21/7/2022) melemah 18 poin di level Rp15.007 per USD. Salah satu penyebab pelemahan ini adalah revisi pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh Asian Development Bank (ADB).
Hal tersebut seperti diungkapkan, Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi, mengatakan salah satu faktor pemicu melemahnya mata uang garuda ini, karena ADB menaikkan prakiraan pertumbuhan ekonomi untuk Indonesia menjadi 5,2 persen.
"Revisi prakiraan pertumbuhan dalam edisi tambahan dari publikasi ternama ADB ini juga selaras dengan naiknya proyeksi pertumbuhan Asia Tenggara. Untuk kawasan ini ADB kini memproyeksikan pertumbuhan 5,0 persen pada 2022, naik dari proyeksi pada bulan April sebesar 4,9 persen," terang Ibrahim dalam rilis hariannya, Kamis (21/7/2022).
Ia menilai, laporan ini memperkirakan inflasi di Indonesia akan lebih tinggi tahun ini yakni sebesar 4,0 persen dibandingkan dengan proyeksi ADB pada April sebesar 3,6 persen, akibat tingginya harga komoditas.
Untuk 2023, katanya, ADB memproyeksikan perekonomian Indonesia akan tumbuh 5,3 persen dan inflasi mencapai 3,3 persen.
Ibrahim menambahkan, peningkatan inflasi menurunkan daya beli rumah tangga, tetapi tingginya harga sejumlah komoditas ekspor utama mendatangkan keuntungan berupa penghasilan ekspor dan pendapatan fiskal.
"Sehingga memungkinkan pemerintah untuk memberi bantuan di tengah kenaikan harga pangan, listrik, dan bahan bakar, sambil tetap mengurangi defisit anggaran," pungkasnya.
Lebih lanjut dia memprediksi, untuk perdagangan besok, Jumat (22/7) mata uang rupiah dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 14.990 - Rp 15.030. (RRD)