ECONOMICS

Bertahan Saat Pandemi, Pedagang Tradisional di Padang Manfaatkan Fitur Digital

Leonardus Kangsaputra 08/05/2021 23:02 WIB

Pedagang tradisional menjadi salah satu pihak yang paling terdampak akibat pandemi. Sebagai solusi, jualan lewat digital bisa membuat bisnis tetap eksis.

mpi

IDXChannel--Pedagang tradisional yang berjualan langsung dan tatap muka menjadi salah satu pihak yang paling terdampak akibat pandemi. Sebagai solusi, jualan lewat digital bisa membuat bisnis tetap eksis. 

Salah satu pedagang yang merasakan dampak itu adalah Mbak Pur. 52, yang berjual sebagai penjual jamu di Pasar Lubuk Begalung, Padang, Sumatra Barat.

Sekadar informasi, berjualan jamu adalah satu-satunya sumber penghasilan Mbak Pur yang telah ia jalani sejak duduk di bangku SMP. Ia belajar membuat jamu sembari membantu ibunya berjualan dan hingga saat ini hal tersebut masih tetap dilakoninya. Dari dulu hingga saat ini Mbak Pur juga masih menggunakan resep yang sama.

“Ketika pandemi melanda tahun lalu, penjualannya menurun drastis. Rasanya sulit sekali, hingga seringkali saya merasa ingin menyerah,” kata Mbak Pur, berdasarkan siaran pers yang diterima MNC Portal Indonesia, Sabtu (8/5/2021).

 “Saya dulu hanya mengandalkan promosi dari mulut ke mulut untuk bertahan. Akhirnya, saya memberanikan diri untuk mencoba berjualan jamu secara daring. Ternyata berhasil dan sekarang penjualan sudah mulai membaik lagi,” tutur Mbak Pur.

Tak hanya Mbak Pur yang terkena imbas dari pandemi Covid-19, Nyimas yang merupakan pedagang pakaian di kios kecil juga mengalami hal serupa. Wanita berusia 41 tahun itu berjualan di Pasar Kranggan, Yogyakarta.

Nyimas dan Mbak Pur adalah dua dari 1.243 pedagang pasar di Indonesia yang telah menyelesaikan pelatihan digital gratis. Program ini diinisiasi untuk membekali para pedagang pasar tradisional dengan pengetahuan untuk memanfaatkan sarana digital.

Pelatihan ini dikemas ringan agar mudah dipahami. Para pedagang diajari cara memanfaatkan berbagai fitur yang tersedia, serta cara efisien melayani dan bertransaksi dengan pelanggan. Selain itu, mereka juga diajari cara memfoto produk mereka agar dapat menarik pembeli. Baik Mbak Pur maupun Nyimas kini tidak lagi bergantung pada pelanggan yang berkunjung langsung ke toko mereka di pasar.

“Pelanggan saya bisa melihat baju apa saja yang saya jual lewat katalog online. Sungguh memudahkan pelanggan mencari baju yang mereka inginkan. Bahkan, mereka juga bisa langsung mengetahui detail dan harga barang, kemudian langsung konfirmasi daftar pesanan mereka dengan memasukkan barang yang diinginkan ke keranjang,” tutup Nyimas. (IND)

SHARE