BI Sebut Ekspor dan Belanja Pemerintah Dorong Pertumbuhan Ekonomi di Kuartal III-2025
BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2025 ditopang oleh dua pilar utama yakni kinerja ekspor dan belanja pemerintah.
IDXChannel - Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2025 ditopang oleh dua pilar utama yakni kinerja ekspor dan belanja pemerintah.
Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter (DKEM) BI, Juli Budi Winantya mengungkapkan ekonomi menunjukkan tren positif menjelang rilis data resmi pada November mendatang.
"Di triwulan III ini, berdasarkan indikator terkini, karena data resmi baru akan keluar pada awal November, kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi didorong oleh dua hal utama, yaitu ekspor dan belanja pemerintah," kata Juli dalam Pelatihan Wartawan di Bukittinggi, Jumat (24/10/2025).
Juli menjelaskan bahwa dari sisi ekspor, beberapa komoditas strategis seperti kelapa sawit, besi, dan baja masih mencatat pertumbuhan yang tinggi. Kinerja ekspor ini terutama ditujukan ke negara-negara seperti India dan China.
"Ini menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2025," ungkap Juli.
Sementara itu, dorongan dari sisi domestik datang dari belanja pemerintah. Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menyebut sejumlah program dan proyek prioritas pemerintah, termasuk di bidang infrastruktur dan energi, serta tambahan paket kebijakan ekonomi baru, akan berkontribusi pada penguatan permintaan domestik.
Dengan adanya perkembangan tersebut, Juli memandang perekonomian Indonesia pada semester II-2025 diperkirakan lebih baik dibandingkan semester I 2025.
Tren positif ini juga didukung oleh kebijakan BI, termasuk suku bunga acuan dan kebijakan likuiditas.
"Selain itu, pemerintah juga menyampaikan akan ada tambahan bantuan sosial yang akan disalurkan pada triwulan IV, dan hal ini diharapkan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih baik pada semester II," ungkap Juli.
Secara keseluruhan, BI memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada sedikit di atas titik tengah kisaran 4,6-5,4 persen sepanjang 2025.
(Febrina Ratna Iskana)