BI Ungkap Penyebab Melambatnya Perekonomian DKI Jakarta
Dari sisi permintaan, perlambatan ekonomi Jakarta terutama dipengaruhi oleh konsumsi Pemerintah yang terkontraksi serta perlambatan ekspor dan investasi.
IDXChannel - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta menyatakan, dari sisi permintaan, perlambatan ekonomi Jakarta terutama dipengaruhi oleh konsumsi Pemerintah yang terkontraksi serta perlambatan ekspor dan investasi.
Seperti diketahui, rilis BPS mengungkapkan, perekonomian DKI Jakarta dengan pangsa 16,62% terhadap nasional, pada kuartal III-2023 tumbuh sebesar 4,94% (yoy), lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya (5,13% yoy).
"Di sisi lain, permintaan domestik yang tercermin dari kinerja konsumsi rumah tangga masih tumbuh kuat," ujar Direktur Eksekutif Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta Arlyana Abubakar dalam keterangan resminya, Selasa (7/11/2023).
Sementara itu dari sisi Lapangan Usaha (LU), kata Arlyana, perlambatan terutama bersumber dari menurunnya kinerja LU Perdagangan, LU Transportasi dan Pergudangan, serta LU Jasa lainnya.
"Sedangkan pertumbuhan LU utama lainnya seperti industri pengolahan, konstruksi, informasi dan komunikasi, serta jasa keuangan mengalami peningkatan," jelas dia.
Dari sisi permintaan, konsumsi Pemerintah mengalami kontraksi sebesar 15,87% (yoy), lebih rendah dari kuartal lalu yang tumbuh positif (6,06% yoy).
Menurutnya, konsumsi Pemerintah yang tumbuh negatif dipengaruhi oleh kontraksi pada belanja pegawai serta belanja barang dan jasa sejalan dengan gaji ke-13 yang dibayarkan lebih awal pada kuartal II-2023 serta normalisasi belanja barang dan jasa untuk penanganan Covid-19.
Selanjutnya, perlambatan juga terjadi pada kinerja ekspor yang pada kuartal III-2023 tumbuh 5,82% (yoy), lebih rendah dibandingkan kuartal lalu (8,93% yoy).
"Perlambatan terutama dipengaruhi oleh kontraksi pada ekspor barang terutama untuk komoditas produk kimia, ikan dan udang, serta lemak dan minyak hewan/nabati seiring dengan tertahannya ekonomi China," terangnya.
Adapun kinerja investasi juga tumbuh sedikit lebih rendah menjadi sebesar 4,17% (yoy) dari kuartal sebelumnya sebesar 4,22% (yoy). Tertahannya kinerja investasi terutama dipengaruhi oleh menurunnya kinerja investasi swasta sejalan dengan wait and see investor jelang Pemilu 2024.
Di sisi lain, lanjut Arlyana, permintaan domestik di DKI Jakarta masih tumbuh kuat, tercermin dari kinerja konsumsi rumah tangga yang tumbuh meningkat dari 5,26% (yoy) menjadi 5,49% (yoy) didorong oleh pelaksanaan berbagai MICE dan event yang dilaksanakan di DKI Jakarta pada kuartal III-2023.
Dari sisi sektoral atau lapangan usaha, melambatnya pertumbuhan ekonomi Jakarta terutama disebabkan oleh melambatnya kinerja LU perdagangan dengan pertumbuhan sebesar 3,99% (yoy) pada kuartal III-2023, lebih rendah dibandingkan kuartal lalu (4,67% yoy).
"Lebih rendahnya kinerja LU perdagangan tercermin dari menurunnya kinerja beberapa indikator ekonomi seperti penjualan mobil dan kredit pada sektor perdagangan," papar dia.
Selain itu, perlambatan juga bersumber dari menurunnya kinerja LU transportasi dan pergudangan serta LU jasa lainnya dipengaruhi oleh melambatnya kinerja transportasi barang sejalan dengan menurunnya kinerja ekspor serta menurunnya aktivitas rekreasi pasca HBKN Idulfitri pada kuartal II-2023.
Di sisi lain, LU utama lainnya terutama LU informasi dan komunikasi (infokom) tumbuh meningkat dan menjadi penahan perlambatan ekonomi Jakarta lebih lanjut. LU infokom pada kuartal III-2023 tumbuh 8,42% (yoy), lebih tinggi jika dibandingkan kuartal lalu (8,26% yoy) didorong oleh tingginya produksi film dan pemanfaatan teknologi digital.
Adapun LU jasa keuangan dan konstruksi juga tumbuh meningkat menjadi masing-masing sebesar 4,69% (yoy) dan 3,01% (yoy) sejalan dengan masih meningkatnya penyaluran kredit dan berlanjutnya pembangunan proyek strategis baik Pemerintah maupun swasta. LU industri pengolahan juga tumbuh meningkat dari 1,18% (yoy) menjadi 2,13% (yoy) didorong terutama untuk memenuhi permintaan domestik.
Ke depan, kata dia, Kantor Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta akan terus memonitor berbagai perkembangan perekonomian baik di tingkat daerah, nasional, maupun global.
"Selain itu, Kantor Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta juga terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mendorong momentum akselerasi pemulihan ekonomi DKI Jakarta di berbagai sektor guna mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang tetap tinggi dan lebih inklusif," pungkasnya.
(YNA)