ECONOMICS

Biaya Logistik Laut Melonjak, Siap-siap Harga Barang Naik

Anggie Ariesta 31/10/2021 13:05 WIB

Pengusaha mengungkapkan terjadinya lonjakan harga biaya logistik laut, kondisi ini akibat kurangnya jumlah kapal dan ketersediaan kontainer. 

Biaya Logistik Laut Melonjak, Siap-siap Harga Barang Naik (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Asosiasi Logistik dan Forwader Indonesia (ALFI) mengungkapkan terjadinya lonjakan harga biaya logistik laut, kondisi ini akibat kurangnya jumlah kapal dan ketersediaan kontainer

Ketua Umum DPP Asosiasi Logistik dan Forwader Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi mengatakan, masalah biaya logistik yang meningkat sekarang ini harus dilihat dari beberapa perspektif. Pasalnya, kenaikan biaya logistik terutama domestik sudah Yukki prediksi sejak 6 bulan lalu.

"Karena waktu itu telah terjadi banyak penutupan pelabuhan di luar negeri antara lain kalau di Amerika di West Port, di China pun mengalami hal yang sama, nah kondisi itu akan terus berlanjut sampai hari ini diperkirakan waktu itu juga tidak ada yang mempercayai, waktu saya bilang ini saya perkirakan sampai dengan tahun 2022 gitu kan," ujar Yukki saat dihubungi di Jakarta, Minggu (31/10/2021).

Menurut Yukki, Indonesia masih termasuk beruntung karena distribusi logistik tak pernah tertutup dan tidak pernah ada yang terkendala. Kejadian biaya logistik naik hari ini, kata Yukki, diprediksi karena hampir 86 kapal besar RI banyak dioperasikan ke luar negeri.

"Kejadian hari ini kenapa saya bisa prediksi lama karena kapal besar kita di operasikan di luar, akibat apa, hari ini tuh di LA minggu ini terjadi antrian yang cukup panjang hampir 86 kapal," katanya.

Banyak kapal yang disewakan atau dipergunakan di luar negeri tersebut menurut Yukki otomatis membuat terjadinya fenomena supply and demand, sehingga harga barang naik.

"Tapi saya sepakat sama temen-temen pelayaran, kalau mau menilai biaya logistik itu harus dilihat dari perspektif mata rantai pasok saya setuju. Jadi sebetulnya ini masalah supply and demand, terjadi kekosongan juga di Indonesia sekarang bukan kontainernya tapi space kapalnya," jelasnya.

Dengan adanya rumusan ekonomi yang sesederhana itu, Yukki tidak menyalahkan jika ada potensi sebuah perusahaan melakukan langkah korporasi. Yukki menyebut ada peluang tol laut, ada banyak cara sebetulnya dan bukan terjadi di kontainer saja. 

"Ini di curah terjadi, kan ada krisis energi di luar maka tongkang-tongkang besar kita atau kapal-kapal curah yang dioperasikan juga terjadi delay dalam masa pembongkaran bukan di Indonesia tapi di luar negeri, jadi ini masalah supply and demand makanya kita harus melihat secara komprehensif tidak bisa saling menyalahkan," katanya. 

Sebagai perusahaan yang bergerak di Indonesia tentunya mereka juga harus ada rasa menjaga agar ketersediaan ruang kapal itu tetap ada. 

"Kalo menurut saya, saya tidak pernah mengenakan suatu gini, kita masing-masing aja menyampaikan hal-hal kepada publik, hitungannya gampang kok, mengenai rantai pasok semua paham, jadi kalau saya kan bicaranya gini kenaikkannya berapa persen, seminggu sekali Ini masalah supply and demand dan berdampak kepada kami saya sebagai pelaku logistik yang mengawasi pemilik barang," jelasnya.

"Makanya kami menyampaikan kepada publik secara terbuka juga bahwa kenaikan ini bukan hanya terjadi di tempat pelayaran pastinya ini akan ke tempat yang lain juga, ini murni supply and demand," pungkas Yukki. (RAMA)

SHARE