ECONOMICS

Bicara Nasib Proyek IKN di Tangan Prabowo, akankah Tetap Jadi Program Prioritas?

Iqbal Dwi Purnama 27/09/2024 16:15 WIB

Nasib pembangunan mega proyek IKN di tangan Presiden terpilih Prabowo Subianto diproyeksikan akan berjalan lebih lambat.

Bicara Nasib Proyek IKN di Tangan Prabowo, akankah Tetap Jadi Program Prioritas? (Foto MNC Media)

IDXChannel - Nasib pembangunan mega proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) di tangan Presiden terpilih Prabowo Subianto diproyeksikan akan berjalan lebih lambat ketimbang periode Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan, hal tersebut sebetulnya sudah tergambar jelas dari rancangan APBN 2025. Loyalitas anggaran sudah tidak mengarah lagi kepada proyek ambisius Presiden Jokowi, tetapi condong kepada program unggulan sebagaimana janji-janji politik Prabowo.

Pada 2025 mendatang, secara umum pembangunan IKN menggunakan APBN dialokasikan dari anggaran Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebesar Rp9,19 triliun, dan pagu Otorita IKN sendiri sebesar Rp6,39 triliun. Sehingga total dukungan APBN ke IKN untuk 2025 sebesar Rp16,12 triliun saja.

"Anggaran IKN tahun lalu saja Rp23 triliun, sebelumnya lagi (2022) Rp44 triliun. Alokasi APBN kita sangat terbatas, fokus Prabowo tentu akan bicara janjinya yang paling populer terkait makan bergizi gratis, kedua fokus pada hankam yang naik 12 persen (anggaran)," ujarnya dalam acara Wealth Xpo CIMB Niaga di Jakarta, Kamis (26/9/2024).

Sehingga dalam konteks dukungan anggaran pemerintah kepada proyek IKN, kata dia, pembangunan ibu kota baru itu akan berjalan lebih lambat ketimbang periode Jokowi, yang mana lebih loyal untuk mendanai proyek tersebut.

Penggunaan APBN memang difokuskan untuk membangun infrastruktur dasar saja. Namun, ketersediaan infrastruktur dasar itulah yang menjadi pemantik investor untuk datang menanamkan modalnya ke proyek Ibukota baru tersebut.

"Tentu saja kalau masih bergantung ada APBN kita tidak mungkin melihat perpindahan dalam jangka waktu 1 tahun kedepan," ujar dia.

Menilik dari keberpihakan alokasi anggaran Presiden terpilih Prabowo, Yunarto menyebut setidaknya ada dua arah pembangunan selama kepemimpinan Prabowo yakni ketahanan pangan dan ketahanan energi. Sedangkan infrastruktur, dianggap Prabowo bukan menyangkut hajat hidup orang banyak.

"Prioritas Prabowo adalah pangan dan energi, itulah yang menyebabkan ketika kita bicara anggaran infrastruktur, padahal infrastruktur itu tujuannya menurunkan biaya logistik, tapi dia dianggap Prabowo tidak masuk dalam peran negara yang utama, karena bukan hajat hidup orang banyak," kata Yunarto.

"Sementara infrastruktur dari kacamata Prabowo, tidak boleh dianggarkan dihabiskan untuk pembangunan infrastruktur, itulah kenapa Pak Prabowo menempatkan anggaran infrastrukturnya turun, artinya infrastruktur akan disediakan oleh swasta," katanya.

(Dhera Arizona)

SHARE