ECONOMICS

Bikin Harga Melambung, Begini Praktik Penyimpangan Distribusi Beras

Taufan Sukma/IDX Channel 18/10/2023 15:15 WIB

alih-alih terdistribusi sesuai rencana, beras tersebut kemudian kembali dijual oleh oknum pedagang dengan harga yang lebih mahal.

Bikin Harga Melambung, Begini Praktik Penyimpangan Distribusi Beras (foto: MNC Media)

IDXChannel - Terus melambungnya harga komoditas beras di sejumlah daerah terus menjadi sorotan berbagai pihak.

Menurut Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, hal tersebut tak terlepas dari praktik penyimpangan pendistribusian beras oleh oknum pedagang nakal.

"Beras yang disalurkan Bulog kemarin itu beras premium. Sengaja kami salurkan dalam bentuk curah untuk mempercepat distribusinya. Tapi justru digunakan pedagang untuk cari keuntungan," ujar Budi, di kantornya, Rabu (18/10/2023).

Para oknum pedagang nakal tersebut, menurut Budi, sengaja membeli beras dari Bulog agar mendapatkan harga miring.

Setelahnya, alih-alih terdistribusi sesuai rencana, beras tersebut kemudian kembali dijual oleh oknum pedagang dengan harga yang lebih mahal.

"Mereka membeli dari Bulog beras premium dengan harga Rp8.300 per kilogram sudah dengan biaya angkut gudang, lalu dijual lagi Rp12.000 sampai Rp13.000 per kilogram dengan mengganti karungnya," tutur Budi.

Karenanya, Budi mengapresiasi kinerja Kepolisian Daerah (Polda) Banten yang baru saja berhasil membongkar penyimpangan distribusi beras Bulog oleh pihak tidak bertanggung jawab.

Budi pun menyampaikan terima kasih dan penghargaannya kepada Polda Banten atas kinerjanya dalam mengungkap praktik tersebut.
 
Meski begitu, Buwas menegaskan bahwa praktik penyimpangan distribusi beras tidak hanya terjadi di Banten saja, melainkan juga lazim dilakukan di daerah lain.

"Ini terjadi bukan hanya di Banten. Hanya saja, ketika (kasus penyimpangan) di Banten terungkap, praktik di wilayah lain mulai mereda. Tapi bisa saja akan timbul lagi, karena kita lihat harga beras di pasar sedang mahal," ungkap Budi.

Buwas menjelaskan saat ini Bulog sedang melakukan operasi pangan melalui Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP). Selain itu, Bulog juga menyalurkan bantuan pangan kepada 21,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM).
 
Sebelumnya, Satgas Pangan Polda Banten dilaporkan berhasil menangkap tujuh tersangka yang melakukan tindak pidana perlindungan konsumen dan persaingan dagang dengan melakukan kecurangan distribusi 350 ton beras Bulog.
 
Barang bukti yang berhasil disita adalah 350 ton beras Bulog yang sebagian telah dikemas ulang, lima timbangan digital, enam mesin jahit karung, 8.000 karung bekas beras Bulog, 10.000 karung beras premium berbagai merek dan 50 bundel (nota penjualan, surat jalan, dan  permintaan pengantaran).
 
"Motif mencari keuntungan pribadi. Modus repacking beras Bulog menjadi beras premium dengan berbagai merek, mengoplos beras Bulog dan beras lokal, menjual beras di atas harga HET," ujar Kabid Humas Polda Banten, Kombes Pol Didik Hariyanto. (TSA)

SHARE