ECONOMICS

Bisnis Cuan Budidaya Lobster, Modal Rp150 Juta Setahun Hasilnya Rp500 Juta

Taufik Fajar 24/03/2021 20:20 WIB

Menteri Kelautang dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono mengungkapkan banyak pembudidaya lobster meraup untung besar.

Bisnis Cuan Budidaya Lobster, Modal Rp150 Juta Setahun Hasilnya Rp500 Juta (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Menteri Kelautang dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono mengungkapkan banyak pembudidaya lobster meraup untung besar. Seperti yang dilakukan para budidaya lobster di Telong Elong, Lombok Timur.

"Ini pembudidaya modalnya Rp150 juta, hasilnya Rp400 juta dalam waktu sekitar delapan bulan. Jadi satu tahun bisa berpenghasilan sekitar Rp500 juta," ujar dia, Rabu (24/3/2021).

Salah satu pembudidaya lobster yakni Rojak yang berhasil mengumpulkan keuntungan Rp250 juta melalui budidaya lobster. Lobster yang dibudidayakan jenisnya mutiara dan pasir. Dalam setahun, keramba jaring apung berisi delapan lubang budidaya milik Rojak, mampu memproduksi sekitar 1 ton lobster, dengan pemeliharan mulai dari ukuran jangkrik.

Besarnya keuntungan yang didapat pembudidaya membuat Menteri Trenggono semakin optimis sektor ini dapat berkembang pesat. Apalagi Indonesia memiliki benih bening lobster yang melimpah sebagai modal utama dilakukannya budidaya, sumber daya manusia yang sudah terbukti mampu menjalankan budidaya, serta perairan yang cocok untuk budidaya.

Hal lain yang menarik dari sebagian besar pembudidaya di Telong Elong adalah keterlibatan istri dalam menjalankan aktivitas budidaya. Istri para pembudidaya sampai rela menginap di keramba saat suami mereka mencari ikan untuk pakan lobster. Dia pun dibuat takjub dengan kegigihan pembudidaya Telong Elong tersebut.

"Kami di Kementerian Kelautan dan Perikanan akan mendukung penuh. Baik regulasinya, infrastruktur, pendampingan, dan hal lain yang dibutuhkan untuk peningkatan produktivitas," ungkap dia.

Menteri Trenggono memplot Lombok menjadi pusat lobster tropika kedepannya, dengan membangun lobster estate. Nantinya akan ada sistem pemantau harga, sehingga harga lobster lebih transparan dan stabil.

Melalui program ini, proses produksi dan pemasaran juga akan terintegrasi sehingga produktivitas meningkat dan kesejahteraan masyarakat ikut meningkat. Hal ini semakin mudah direalisasikan, sebab sudah mendapat dukungan dari Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat.

"Saya berharap dalam waktu yang tidak lama, enam bulan bisa kita mulai pembangunan. Sehingga nanti tahun depan saya sudah melihat, atau nanti akhir tahun misalnya, saya datang lagi kesini sudah banyak turis. Nanti ada kafe yang belakangnya ada budidaya budidaya. Jadi nanti pembudidaya tuh berseragam, baju bagus. Dengan demikian maka ekonomi kita bisa bangkit," pungkas dia.

Lombok Timur termasuk kawasan di NTB yang masyarakatnya paling banyak membudidayakan lobster. Lokasinya ada di Teluk Seriweh, Teluk Jekung, dan Teluk Ekas.

Sepanjang tahun 2020, produksi lobster di  Lombok Timur mencapai 82.568 kg. Sedangkan jumlah pembudidaya mencapai 1.809 yang terbagi dalam 147 kelompok pembudidaya. (RAMA)

SHARE