Bisnis Hotel dan Restoran Diprediksi Merosot di Kuartal III-2021
Kebijakan PPKM Darurat hingga berubah menjadi PPKM berlevel turut berimbas negatif tergadap bisnis hotel dan restoran.
IDXChannel - Kebijakan PPKM Darurat hingga berubah menjadi PPKM berlevel turut berimbas negatif tergadap bisnis hotel dan restoran. Salah satu bidang di sektor pariwisata ini diprediksi mengalami penurunan pada Kuartal III-2021.
Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Sutrisno Iwantono, penurunan tersebut diakibatkan oleh PPKM Darurat beberapa bulan belakangan.
"Kalau kuartal II kemarin kan positif, tetapi kuartal III ini saya predisksi akan drop ya, karena kemarin PPKM diperpanjang," ujarnya pada Market Review IDX Channel, Rabu (25/8/2021).
Dia berharap pada kuartal selanjutnya dengan anggaraan yang tersisa, dapan menimbulkan daya beli pada masyarkat untuk memulihkan ekonomi nasional.
"Hingga harapannya pada kuartal IV ini diharapkan bisa naik karena mungkin ascending pemerintah harus diselesaikan sisa anggaran yang ada, itu kita harapan bisa memberikan daya beli ya," harapnya.
Dengan adanya pembatasan kapasitas pada hotel, Sutrisno menjelaskan banyak hotel-hotel berbintang yang justru memberikan promo besar-besaran demi mendapatkan pengunjung. Kondisi ini terbaik terjadi pada 2019 mencapai di mana angka wisatawan asing mencapai 200.000 pengunjung.
Sedangkan di masa pandemi, angka pengunjung hanya tersisa 5.500 yang menginap ke hotel.
"Kan kecil sekali, akhirnya mereka harus rebutan tamu yang ada, akhirnya masing-masing menurunkan harga untuk, kalau harga hotel berbintang diturunkan berarti kan hotel non berbintang kalah saing," jelasnya.
Sedangkan restoran, menurut Sutrisno masih cukup kesulitan untuk bersaing di pasar digital, karena pemainnya yang juga banyak dan variatif. Seperti ibu rumah tangga yang kini mulai banyak berjualan online, tanpa harus memikirkan membayar sewa tempat.
"Menjadi saingan lagi bagi restoran, dan memang tidak semua restoran ya mempunyai skil untuk itu (online), Hasil saya diskusi dengan teman-teman juga menyimpulkan bahwa tidak terlalu signifikan penjualan melalui online itu," lanjutnya.
Mengharap dukungan pemerintah, Sutrisno meminta setidaknya masyarakat dapat menjumpai barang-barang protokol kesehatan dengan harga yang murah supaya masyarakat juga dengan mudah menerapkan protokol kesehatan yang dianjurkan.
"Kita mengharapkan, adanya dukungan dari pemerintah membuat murah untuk masyarakat mendapatkan masker, hand sanitizer, kemudian test PCR yang baru diturunkan, kalau selama ini tinggi kan berarti mereka untung banyak ya selama ini," tuturnya. (TYO)