ECONOMICS

Bos Adhi Karya (ADHI) Blak-blakan Soal Utang BUMN Rp18 T yang Belum Dibayarkan

Suparjo Ramalan 09/11/2022 18:15 WIB

Direktur Utama PT Adhi Karya Tbk (ADHI), Entus Asnawi Mukhson membeberkan sejumalah BUMN yang belum membayarkan utangnya kepada perseroan.

Bos Adhi Karya (ADHI) Blak-blakan Soal Utang BUMN Rp18 T yang Belum Dibayarkan (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Direktur Utama PT Adhi Karya Tbk (ADHI), Entus Asnawi Mukhson membeberkan sejumalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang belum membayarkan utangnya kepada perseroan. Nilai tunggakan BUMN mencapai triliunan rupiah.

Entus mengungkapkan total piutang Adhi Karya mencapai Rp18 triliun. Sebagian dari jumlah tersebut merupakan utang sejumlah BUMN. Adapun BUMN yang dimaksud adalah PT Hutama Karya (Persero), PT KAI (Persero), PT Angkasa Pura I (Persero), dan PT Angkasa Pura II (Persero). 

"Kenapa utang Adhi Karya ini demikian besar? Memang separuh dari pekerjaan dari utang ini, utangnya BUMN-BUMN juga Pak (anggota DPR)," ungkap Entus saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (9/10/2022). 

Dia mencatat, utang Hutama Karya mencapai Rp8,1 triliun. Namun, baru dibayarkan Rp5,3 triliun. Sisa utang Hutama Karya akan dibayarkan melalui Penyertaan Modal Negara (PMN).  

"Pertama kami punya pekerjaan Rp8,1 triliun, sudah dibayar di situ Rp5,3 triliun oleh Hutama Karya, sisanya-kan nanti Hutama Karya juga ada sebagian PMN dibayarkan ke kami," ucap dia.

Untuk utang KAI berasal dari pengerjaan proyek Light Rail Transit (LRT) Jabodetabek. Entus mengaku pihaknya memperoleh pekerjaan prasarana sebesar Rp23,3 triliun. Jumlah tersebut sebesar Rp4,2 triliun dibayar melalui skema turnkey oleh KAI. 

"Kedua di LRT. LRT dari Rp23,3 triliun pekerjaan kami di prasarana, ini Rp 4,2 triliun ini pembayarannya turnkey pembayarannya KAI," tutur dia.

Dari anggaran Rp23,3 triliun, ada Rp19,1 triliun diantaranya tidak menggunakan skema turnkey. Entus mengatakan utang yang sudah dibayarkan mencapai Rp15,6 triliun. Artinya, masih ada Rp3,4 triliun belum dibayarkan.

"KAI ini dulu dapat PMN untuk menjalankan LRT Rp7,6 triliun, ternyata financial close dari perbankan itu hanya Rp 18 triliun atau Rp 19 triliun, sehingga dijumlahkan itu hanya Rp 28 triliun. Sementara kebutuhan keseluruhan KAI ini Rp 34 triliun kurang lebih. Kekurangan Rp6 triliun," tutup Entus. (RRD)

SHARE