Bos JPMorgan Peringatkan Skenario Terburuk Kenaikan Suku Bunga The Fed
Ekonomi global kemunkinan akan bergejolak hebat jika suku bunga acuan Federal Reserve Amerika Serikat (AS) mencapai 7%.
IDXChannel - Ekonomi global kemunkinan akan bergejolak hebat jika suku bunga acuan Federal Reserve Amerika Serikat (AS) mencapai 7%.
Dilansir dari Bloomberg pada Selasa (26/8/2029), hal itu diungkapkan CEO JPMorgan Chase & Co CEO Jamie Dimon. Dia menyebut kenaikan suku bunga The Fed hingga 7% sebagai skenario terburuk.
"Volume yang lebih rendah dengan suku bunga yang lebih tinggi akan memberikan tekanan kepada sistem," katanya dalam wawancara dengan Times of India.
"Warren Buffett mengatakan bahwa Anda akan mengetahui siapa yang berenang telanjang ketika air laut surut. Itulah yang akan terjadi," lanjutnya.
Dimon menjelaska bahwa kenaikan suku bunga The Fed dari 5% ke 7% akan lebih menyakitkan bagi perekonomian AS daripada kenaikan dari 3% ke 5%. Jika suku bunga naik menjadi 7%, hal ini akan berdampak serius pada bisnis dan konsumen AS.
"Naik dari nol ke 2% hampir tidak terasa. Menanjak dari nol ke 5% mengejutkan banyak orang namun masih terkendali," ujar Dimon.
"Saya tidak yakin dunia siap dengan suku bunga 7%," ujarnya.
Awal bulan ini, The Fed mempertahankan kisaran suku bunga di 5,25%-5,5%. Bank sentral AS kemungkinan bisa menaikkan suku bunga sekali lagi menjadi 5,5%-5,75% pada akhir 2023.
Bos JPMorgan sebelumnya mengatakan bank sentral AS butuh menaikkan suku bunga lagi untuk melawan inflasi. Komentarnya berbeda dengan konsensus yang memperkirakan the Fed mendekati akhir siklus pengetatannya.
Inflasi AS masih jauh di atas target The Fed sebesar 2%. Harga-harga meningkat di bulan Agustus dalam risiko kenaikan biaya energi menguat akibat pemangkasan pasokan minyak OPEC+. (WHY)