ECONOMICS

BPS: Telur dan Daging Ayam Penyumbang Utama Inflasi Oktober 2025

Anggie Ariesta 03/11/2025 15:25 WIB

Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, komoditas telur ayam ras dan daging ayam ras menjadi penyumbang utama inflasi pada Oktober 2025.

BPS: Telur dan Daging Ayam Penyumbang Utama Inflasi Oktober 2025. (Foto iNews Media Group)

IDXChannel - Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, komoditas telur ayam ras dan daging ayam ras menjadi penyumbang utama inflasi pada Oktober 2025.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menjelaskan, inflasi pada kedua komoditas tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk lonjakan permintaan dari program pemerintah.

"Inflasi yang terjadi pada komoditas telur ayam ras dan daging ayam ras ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, banyak faktornya. Dan salah satunya adalah adanya kenaikan permintaan telur ayam dan daging ayam ras dari SPPG yang berasal dari pasar atau juga dari pengecer dan juga pedagang besar. Jadi diduga ini menjadi salah satu indikasi naiknya permintaan telur dan daging ayam ras," ujarnya dalam rilis berita BPS di Jakarta, Senin (3/11/2025).

Menurutnya, inflasi yang terjadi pada kedua komoditas tersebut tercatat cukup signifikan yakni telur ayam ras yang mengalami inflasi sebesar 4,43 persen dan daging ayam ras yang mengalami inflasi sebesar 1,13 persen.

Pudji menyebut, salah satu faktor yang diduga kuat memicu inflasi pada telur dan daging ayam adalah adanya kenaikan permintaan.

Meskipun Pudji tidak menyebut Program Makan Bergizi Gratis (MBG) secara eksplisit, peningkatan permintaan dari program serupa menjadi indikasi adanya pengaruh dari program pemerintah.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan memang telah menyebut program MBG berpotensi memicu gejolak harga telur dan ayam di Jawa Barat.

Selain faktor permintaan, inflasi pada komoditas daging dan telur ayam juga didorong oleh peningkatan komponen biaya produksi di tingkat hulu.

"Selain itu tentunya juga ini didorong oleh karena adanya peningkatan komponen biaya produksi daging ayam ras seperti kenaikan harga day-old-chick atau DOC, kemudian harga live bird atau ayam hidupnya dan juga kenaikan harga jagung pakan di beberapa wilayah," ujar Pudji.

Namun, BPS menegaskan adanya keterbatasan dalam menghitung dampak spesifik MBG terhadap inflasi secara statistik.

"Nah, besaran inflasi spesifik untuk program MBG tidak dihitung dalam penghitungan inflasi BPS. Sehingga wilayah yang mengalami inflasi karena program MBG ini juga tidak bisa secara spesifik terlihat," katanya.

Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategi Nasional (PIHPS), harga daging ayam saat ini Rp37.450 per kilogram (kg).

Angka tersebut masih berada di bawah harga acuan pembelian (HAP) di tingkat konsumen sebesar Rp40.000 per kg.

Untuk harga telur ayam juga tercatat Rp30.850 per kg di hari ini. Harga tersebut juga masih di bawah HAP tingkat konsumen sebesar Rp40.000 per kg.

(Dhera Arizona)

SHARE