Budidaya Benur Lobster Sudah Dilakukan Sejak Awal 1990-an, Bagaimana Hasilnya?
Budidaya benur lobster sebenarnya sudah pernah dilakukan sejak awal 1990-an hingga 2014.
IDXCHannel - Permasalahan ekspor benih lobster masih menjadi perbincangan hangat. Salah satunya adalah yang berkaitan dengan ekspor benih lobster yang seharusnya tidak dilakukan karena lebih baik dilakukan budidaya terlebih dahulu.
Budidaya benur lobster sebenarnya sudah pernah dilakukan sejak awal 1990-an hingga 2014. Bahkan jauh sebelum dikeluarkannya Peraturan Menteri KKP nomor nomor 1 tahun 2015 dan Permen KP nomor 56 tahun 2016.
Namun dengan adanya kebijakan tersebut bisa menjadi blunder buat pemerintah. Karena kebijakan tersebut berarti Kementerian KKP melarang kepada para nelayan untuk menangkap lobster baik untuk diekspor maupun dilakukan budidaya.
Kementerian KKP era Edhy Prabowo pun mengeluarkan aturan baru dengan mengizinkan ekspor benur lobster. Namun tetap dengan persyaratan yang ketat salah satunya yakni melakukan budidaya lobster sebelum diekspor.
Bahkan kapasitas Iptek budidaya lobster bangsa Indonesia terus mengalami perbaikan. Hal tersebut terlihat dari survival rate pembesaran lobster dari yang tadinya kurang dari 30% pada akhir 2019 menjadi 51,2% pada awal 2020.
“Pada saat itu sebenarnya kapasitas budidaya sudah ada. Salah satu buktinya bahwa pada saat itu para pembudidaya kita sudah memulai membesar dari BBL sampai ukuran konsumsi sampai 30%,” ujar Ketua Umum MAI Rokhmin Dahuri dalam acara Diskusi Virtual, Senin (8/3/2021).
Hal ini juga berdampak kepada pertumbuhan perusahaan budidaya lobster yang semakin banyak. Tak hanya itu, para pakar , ahli dan peneliti benih lobster juga mulai terus bertambah.
“Jumlah peneliti budidaya lobster pun bertambahPara pakar, peneliti juga sudah mulai bertambah,” kata Rokhmin. (TIA)