Bukan Lagi Uni Eropa, Mitra Dagang Utama RI Kini Beralih ke China hingga India
Pergeseran ini disebabkan oleh kebijakan unilateral oleh Uni Eropa yang menghambat perdagangan dan berujung pada lima kasus sengketa di WTO.
IDXChannel - Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga mengatakan Indonesia telah menyelesaikan perjanjian dagang dengan 26 negara, sementara 45 negara yang masih dalam proses perundingan.
Mitra dagang utama Indonesia juga bergeser dari negara G7 ke negara-negara seperti China, India, Pakistan, Bangladesh, Uni Emirat Arab, Afrika Selatan, Nigeria, Arab Saudi, Vietnam, dan Filipina.
"Pergeseran ini disebabkan oleh kebijakan unilateral oleh Uni Eropa yang menghambat perdagangan dan berujung pada lima kasus sengketa di WTO," ujar Jerry saat mengisi kuliah umum dengan tema "Politik Perdagangan Internasional dan Pembangunan Berkelanjutan" di Universitas Pelita Harapan, Jumat (23/8/2024).
Dengan berbagai fakta tersebut, lanjut dia, generasi muda harus memahami peluang dan tantangan global dan nasional, karena pada 2045, Indonesia diproyeksikan menjadi negara maju dengan produk domestik bruto (PDB) per kapita di atas USD 30 ribu atau peringkat ke-5 di dunia.
"Untuk mencapai cita-cita tersebut, maka pemerintah terus berusaha untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan daya saing seluruh sektor," kata dia.
Jerry pun memberikan gambaran optimistis mengenai masa depan perdagangan Indonesia yang tercermin dari tren surplus perdagangan yang berhasil dipertahankan.
Capaian tersebut menjadikan Indonesia diperhitungkan di kancah global.
"Surplus neraca perdagangan terjaga selama 50 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Pada periode Januari-Juli 2024, surplus neraca perdagangan sudah mencapai USD15,92 miliar. Dari sisi daya saing global, peringkat Indonesia dalam Indeks Daya Saing Global 2024 menunjukkan peningkatan yang signifikan," kata Jerry.
(NIA DEVIYANA)