IDXChannel - Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi membuka rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-43 dan Pertemuan Terkait di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Selasa (5/9/2023). Helatan ini akan digelar selama tiga hari hingga 7 September.
"Selamat datang di Jakarta pada acara KTT ke-43 ASEAN. Saya dan seluruh rakyat Indonesia sangat senang menyambut keluarga besar ASEAN," kata Jokowi dalam pidato sambutannya.
"Jadikanlah kapal ASEAN ini sebagai ladang untuk menumbuhkan kerja sama, perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran bukan hanya untuk kawasan tapi juga dunia," lanjutnya.
Pada hari pertama, para pemimpin ASEAN akan mengadakan pertemuan plenary dan retreat. Acara juga dihadiri Presiden Timor Leste Xanana Gusmao, Perdana Menteri Cook Island Mark Brown, dan Presiden Bangladesh Mohammad Shahabuddin.
Meski demikian, pemimpin Myanmar dan Thailand dipastikan absen pada KTT kali ini. Delegasi Thailand dipimpin oleh Sekretaris Permanen Kementerian Luar Negeri Sarun Charoensuwan.
Vietnam dan Timor Leste Bisa Jadi Mitra Dagang Penting
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia dengan negara-negara ASEAN menunjukkan tren positif. Pada April 2023, perdagangan RI-ASEAN mencatatkan surplus sebesar USD0,60 miliar juta.
Bila melihat secara kumulatif sejak Januari hingga April 2023, tercatat nilai ekspor Indonesia ke ASEAN sebesar USD17,62 miliar.
Sementara per Juli 2023, ekspor ke ASEAN mencapai USD3,60 miliar. Pada bulan sebelumnya, tepatnya Juni 2023, Filipina berada di posisi ketiga yang merupakan negara penyumbang surplus terbesar di antara negara ASEAN dengan nilai USD0,83 Miliar.
Negara ASEAN lainnya dengan nilai surplus neraca perdagangan dengan Indonesia pada Juni 2023 adalah Vietnam yang naik menjadi USD 0,45 Miliar dibanding Juni 2022 sebesar USD0,42 miliar.
Banyak potensi perdagangan yang bisa digali dari kerjasama Indonesia dengan negara-negara ASEAN.
Di sela-sela gelaran KTT ASEAN, Presiden Jokowi melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri (PM) Vietnam, Pham Minh Chinh. Pertemuan itu digelar di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (4/9/2023).
Dalam pertemuan tersebut, kedua pemimpin mendorong segera direalisasikannya kerja sama di bidang maritim dan perikanan.
"Bapak Presiden mendorong agar MoU perikanan dapat segera ditandatangani. Ini sebagai fondasi untuk kerja sama pengelolaan perikanan yang berkelanjutan," kata Retno Marsudi, Menteri Luar Negeri RI yang mendampingi presiden.
Selain itu, kedua pemimpin juga menyambut baik kerja sama pengembangan ekosistem kendaraan listrik oleh sektor swasta, serta mendorong kerja sama antara BUMN kedua negara.
Vietnam selama ini bisa dibilang menjadi mitra dagang RI yang menguntungkan.
Di era pandemi saja, neraca perdagangan Indonesia dengan Vietnam mengalami surplus USD1,81 miliar pada 2020. Nilai neraca perdagangan ini naik 38,71 persen dibandingkan neraca tahun sebelumnya yang tercatat USD1,31 miliar. (Lihat grafik di bawah ini.)
Menurut data Trademap, neraca dagang yang positif ini didukung nilai ekspor Indonesia yang mampu menembus angka USD4,94 miliar. Nilai ini lebih tinggi dibandingkan kegiatan impor Indonesia dari Vietnam yang tercatat USD3,13 miliar.
Setahun berikutnya, UN Comtrade mencatat, nilai perdagangan barang antara kedua negara mencapai USD11,06 miliar pada tahun 2021, rekor tertinggi sejak 1989.