Bukan Stok Tipis, Ini Dalang Harga Beras Naik di Pasar
Harga beras di pasar masih terpantau tinggi. Sebetulnya apa penyebabnya?
IDXChannel - Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Pemprov Bali, I Wayan Sunanda mengatakan, saat ini, kenaikan harga beras merupakan dampak dari penyesuaian harga energi yang mengalami kenaikan. Bukan disebabkan karena pasokan yang menipis.
Karena menurutnya jika tidak mengalami kenaikan, justru bakal berdampak pada kerugian yang di tingkat petani. Kendati begitu, kenaikan yang ada menurutnya masih dalam batas normal alias sesuai dengan daya beli masyarakat.
"Kalau tidak diimbangi dengan harga yang naik, petaninya yang rugi. Karena itu harus ditimbang dengan harga pupuk dan BBM. Kalau biasa-biasa saja petani bisa rugi," ujar I Wayan Sunanda dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (3/2/2023).
Meski demikan, Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo memerintahkan seluruh jajaranya untuk tetap berada di lapangan melakukan pengecekan langsung kondisi dan ketersediaan beras nasional. Langkah ini sekaligus upaya verifikasi data dari standing crop, KSA BPS maupun citra satelit.
"Semua eselon I saya tersebar di beberapa daerah untuk mengecek ketersediaan, khususnya beras atau ketersediaan pangan kita. Dan dari segi data melalui standing crop by satelit yang bisa membaca panen, baik vegetatif 1 maupun 2 beras kita aman," sambungnya.
Syahrul mengapresiasi produksi yang dilakukan petani Bali sehingga Januari, Februari sampai Maret mampu menyediakan beras untuk kebutuhan masyarakat sekitar. Dia berharap, puncak panen yang diperkirakan berlangsung April mendatang mampu menambah stok beras nasional.
"Dari data yang ada di Bali cukup bagus, Januari masuk ke Februari Maret akan panen lebih besar lagi. Tapi panen kita, fix-nya itu di April. InsyaAllah ketersediaan kita cukup dan di Januari Februari Maret ini akan panen 1,9 juta hektar, itu setara kalau kali 5, ya hampir 10 juta dan kalau kita konvensi beras angkanya mencapai 6 sampai 7 juta," pungkasnya.
(FAY)