ECONOMICS

Bulog Berencana Impor Kedelai 2,5 Juta Ton

Suparjo Ramalan 11/03/2022 15:29 WIB

Perum Bulog berencana untuk impor kedelai sebesar 2,5 juta ton untuk memenuhi kekurangan produksi nasional.

Bulog Berencana Impor Kedelai 2,5 Juta Ton (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Perum Bulog berencana untuk impor kedelai sebesar 2,5 juta ton untuk memenuhi kekurangan produksi nasional. Namun, Bulog masih menunggu selesainya proses penugasan Bulog dari pemerintah.

Untuk mendapatkan impor kedelai tersebut, saat ini Bulog sedang menjajaki kerja sama dengan Thailand, Brazil dan Amerika Serikat (AS).

Direktur Utama Bulog Budi Waseso atau Buwas menyebut pihaknya masih melakukan pemetaan baik di sisi kebutuhan pengrajin di dalam negeri hingga harga yang ditawarkan negara mitra. Artinya, belum ada negara yang difinalisasikan Bulog sebagai negara importir. 

"Kita menjajakinya, dari Thailand, Brazil, Amerika, semuanya sedang kita jajaki. Nah sekarang kita sedang memetakan, mana yang lebih cepat dan murah. Ini sudah (dijajaki). Kita sedang menghitung sebenarnya kebutuhannya berapa sih. Nah kita sedang berupaya mana yang tercepat dan mana yang termurah," ungkap Buwas, Jumat (11/3/2022). 

Rencana impor kedelai sejalan dengan penugasan yang diterima Bulog dari pemerintah. Buwas mencatat, proses penugasan itu masih pada tahap proses. 

Sambil menunggu pemerintah memfinalisasi penugasan tersebut, Buwas dan manajemen Bulog terus menghitung idealnya kebutuhan kedelai di dalam negeri yang harus terpenuhi. 

Dia mencatat, kurang lebih kebutuhan kedelai dari pengrajin tahu dan tempe dalam setahun mencapai 3 juta -3,5 juta ton. Sementara, hasil produksi dalam negeri relatif di kisaran 1 juta ton. Artinya, Bulog harus memperoleh 2,5 juta ton untuk memenuhi kebutuhan pengrajin. Buwas mencatat jumlah itu hanya melalui skema impor. 

"Jadi sisinya 2,5 juta ton impor. Harapannya step by step, meningkat produksi dalam negeri sehingga kedelai itu akan dipenuhi dalam negeri, ini kita harapkan dan kita percayakan," tutur dia. 

Bulog memang dituntut ikut melakukan stabilisasi harga kedelai melalui penyediaan pasokan dengan harga yang terjangkau di pasar. Opsi pengadaan kedelai baik lewat serapan dalam negeri maupun impor pun terbuka. 

Hanya saja, pemerintah belum memutuskan kebijakan teknis yang ditempuh untuk ditugaskan kepada Bulog.

"Bagaimana meningkatkan produksi kedelai dalam negeri? Perlu saya sampaikan kedelai dalam negeri itu lebih cocok dan bagus di kalah dibuat untuk tahu, tempe itu bagusnya dari produksi impor karena kedelainya besar-besar. Mentan sudah berupaya itu dan sekarang beliau sedang memetakan wilayah-wilayah yang bisa memproduksi kedelai, sekarang sedang digalakkan oleh Kementan untuk memproduksi kedelai," tutup Buwas. (RAMA)

SHARE