ECONOMICS

BUMN Bangun Ekosistem Mobil Listrik, Erick: Percayalah Kami Tak Memonopoli

Suparjo Ramalan 12/12/2021 07:15 WIB

Harapan, BUMN dan swasta sama-sama berkontribusi bagi pertumbuhan makro ekonomi Indonesia.

BUMN Bangun Ekosistem Mobil Listrik, Erick: Percayalah Kami Tak Memonopoli (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - Menteri BUMN Erick Thohir menilai Pendirian PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) bukan monopoli perusahaan BUMN terhadap ekosistem mobil listrik di Indonesia.  

Pemerintah, memberikan kesempatanli kepada swasta agar ambil bagian dalam ekosistem tersebut. Harapan, BUMN dan swasta sama-sama berkontribusi bagi pertumbuhan makro ekonomi Indonesia.  

"Percayalah kami tidak memonopoli. Karena itu kami beri kesempatan kepada swasta agar mengisi, tapi BUMN juga mengisi. Jangan sampai nanti ketika pasarnya berubah, harganya berubah," ujar Erick, Sabtu (11/12/2021). 

IBC merupakan konsorsium BUMN yang dibentuk untuk mengembangkan ekosistem industri baterai kendaraan listrik secara terintegrasi dari hulu ke hilir. 

Holding itu terdiri dari Mining and Industry Indonesia atau MIND ID, PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero), dan PT Aneka Tambang (Antam) Tbk dengan masing-masing kepemilikan saham 25%.  

Meski membuka peluang bagi swasta di sisi hilir, pemerintah perlu mengintervensi agar tidak terjadi monopoli pasar.  

"Jangan sampai baterai ini dimonopoli, bahan bakunya kita, diproses ke luar negeri. Kita terima baterainya, baterainya lebih mahal dari mobilnya, padahal bahan baku dari kita. Jadi, saya sangat terbuka mengenai hilirisasi," ungkap dia.  

Adapun skema ekosistem kendaraan listrik di sisi hulu, ada PT Antam (Persero) Tbk, dan PT Vale Indonesia Tbk, (INCO) nantinya menyediakan nikel untuk baterai kendaraan listrik. 

Lalu, proses produksi motor listrik, ada anak usaha PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, GESITS. Untuk produksi ESS Baterai ada NIPRESS, di battery swap motor ada Ezyfast dan PT Pertamina (Persero), dan di charging station mobil ada Starvo dan PT PLN (Persero). 

Sementara, perusahaan raksasa baterai listrik global, LG Energy Solution asal Korea Selatan (Korsel) dan Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL) asal China, akan mengelola nikel menjadi baterai seperti HPAL, prekursor, katoda, battery cell & pak. Sedangkan, produsen mobil listrik hingga saat ini baru Hyundai yang siap.

(SANDY)

SHARE