Capital A Divestasi Bisnis Penerbangan Grup Air Asia Senilai Rp23,1 Triliun, Begini Skemanya
Holding investasi asal Malaysia, Capital A, resmi divestasi bisnis penerbangan AirAsia Group.
IDXChannel - Holding investasi asal Malaysia, Capital A, secara resmi melaksanakan divestasi bisnis penerbangan AirAsia Group. Dengan begitu, portofolio penerbangan bakal disinergikan dengan AirAsia X.
Tak main-main, nilai kesepakatan transaksi menembus MYR6,8 miliar (USD1,4 miliar) atau setara Rp23,1 triliun (asumsi kurs 1 RM sebesar Rp3.389)
Langkah ini juga bakal membuat integrasi antar-unit Grup penerbangan AirAsia baik di Malaysia, Thailand, Indonesia dan Filipina, serta AirAsia X dan Thai AirAsia X.
Secara detail, transaksi ini terdiri dari dua hal. Pertama, Capital A akan mendivestasi AirAsia Aviation Group Limited (AAAGL), sebuah entitas yang mengendalikan bisnis anak-anak usaha penerbangan AirAsia di Thailand, Indonesia, Filipina dan Kamboja.
Ini akan dipenuhi melalui penerbitan saham baru AirAsia Group ke Capital A senilai RM3 miliar.
Setelah divestasi ini, Capital A akan segera mendistribusikan saham baru Grup AirAsia senilai RM2,2 miliar kepada pemegang saham Capital A saat ini.
"Setelah selesainya rencana divestasi dan proposal AirAsia X, Capital A diperkirakan akan mempertahankan 18,39% saham Grup AirAsia," kata CEO Capital A, Tony Fernandes di Kuala Lumpur, Jumat (26/4/2024).
Transaksi yang kedua yakni Capital A akan mendivestasi portofolio AirAsia Berhad, atau dikenal sebagai AirAsia Malaysia, senilai RM3,8 miliar.
Tony menuturkan transaksi ini dapat mendukung seluruh portofolio bisnis inti non-maskapai penerbangan untuk Capital A. Terlebih, hal ini dinilai dapat memacu aneka portofolio bisnis Capital A seperti digital dan logistik.
Satu hal yang berkontribusi adalah bahwa ekuitas pemegang saham Capital A akan menjadi positif untuk pertama kalinya dalam 14 kuartal setelah divestasi.
Mengubah ekuitas pemegang saham Capital A menjadi positif, terangnya, merupakan langkah maju yang signifikan.
"Meskipun hal ini merupakan manfaat yang disambut baik, namun pada akhirnya, bukan menjadi faktor utama dalam keputusan kami untuk melakukan usulan divestasi ini," pungkasnya.
(FRI)