Cargill Stop Beli Produk CPO dari Perusahaan Malaysia, Ini Sebabnya
Atas dasar pertimbangan tersebut, Cargill telah menangguhkan semua sumber CPO dan turunannya sejak 25 Februari lalu, menurut pernyataan perusahaan.
IDXChannel - Perusahaan pangan multinasional asal Amerika Serikat (AS), Cargill Inc., memutuskan untuk berhenti melakukan pembelian terhadap seluruh produk minyak sawit dari konglomerat perkebunan crude palm oil (CPO) asal Malaysia, Sime Darby Plantations Bhd.
Langkah penghentian ini dilakukan setelah adanya penemuan dugaan kerja paksa petani di perkebunan Sime Darby. Atas dasar pertimbangan tersebut, Cargill telah menangguhkan semua sumber CPO dan turunannya sejak 25 Februari lalu, menurut pernyataan perusahaan, dikutip dari Bloomberg, Selasa (19/4/2022).
Sementara itu, Sime masih belum memberikan keterangan terkait penghentian tersebut tetapi pihaknya mengatakan sedang dalam pembicaraan dengan Cargill.
Diketahui, sejumlah produsen kelapa sawit dan sarung tangan karet terbesar di Malaysia telah diawasi dalam beberapa tahun terakhir atas tuduhan pelecehan pekerja migran.
Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS pada akhir Januari mengatakan akan menyita minyak sawit Sime dan barang-barang terkait sebagai bukti untuk menentukan bahwa produk Sime dibuat dengan memanfaatkan narapidana, tenaga kerja paksa, atau kontrak.
Sime mengatakan telah mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan hak para pekerjanya dalam beberapa bulan terakhir. Pihaknya menegaskan bahwa pasokan produk curah ke Cargill di India telah diambil oleh pelanggan lain. Dalam hal ini, Cargill tidak bersedia untuk memberikan komentarnya.
Sime juga menanggapi laporan dari Reuters bahwa raksasa pangan asal Italia Ferrero akan berhenti mengambil minyak sawit dari perusahaan tersebut. Perusahaan memastikan Ferrero, General Mills, dan Hershey's bukan pelanggan mereka.
Sementara itu, harga CPO di Malaysia terpantau masih berada dalam tren kenaikan. Hingga Selasa (19/4/) pukul 13:20 WIB, harga CPO Mei 2022 di Bursa Derivatif Malaysia naik 2,66 persen di 6.860 Ringgit Mayalsia per ton, sementara CPO Juni 2022 menguat 2,65 persen di 6.640 Malaysia Ringgit per ton. (TSA)