Catat! Ini Penyebab Inflasi dan Stagflasi di Suatu Negara
Inflasi dan stagflasi memiliki perbedaan yang signifikan akibat pengaruh perekonomian di dunia, seperti yang terjadi di Indonesia.
IDXChannel - Inflasi dan stagflasi memiliki perbedaan yang signifikan akibat pengaruh perekonomian di dunia, seperti yang terjadi di Indonesia. Dengan adanya inflasi dan stagflasi tentunya membuat masyarakat harus cerdas dalam hal kelola keuangan.
Seperti diketahui, inflasi merupakan proses naiknya harga secara terus-menerus dan sehubungan dengan mekanisme pasar yang telah dipengaruhi oleh banyak faktor, yakni meningkatnya daya konsumsi masyarakat, meningkatnya likuiditas di pasar sehingga memicu konsumsi, dan juga ketidaklancarannya distribusi barang disuatu negara.
Seperti dikutip berbagai sumber, pada Kamis (9/12/2021) bahwa terdapat banyak cara untuk mengukur tingkat laju inflasi. Sejauh ini terdapat dua cara yang sering digunakan untuk mengukut laju inflasi yakni Indeks Harga Konsumen (IHK) dan juga Deflator PDB. Berdasarkan kenaikan harga yang terjadi akibat inflasi, inflasi dibagi menjadi 4 jenis, yakni Inflasi ringan, Inflasi sedang, Inflasi berat, dan Hiperinflasi.
Inflasi ringan merupakan kenaikan harga keseluruhan di bawah 10% dalam setahun. Sedangkan untuk inflasi sedang merupakan kenaikan harga antara 10% hingga 30% dalam setahun, untuk inflasi berat ini sendiri merupakan kenaikan harga antara 30% hingga 100% dalam setahu. Kemudian, hiperinflasi merupakan tingkat inflasi yang tak terkendali dengan kenaikan harga di atas 100% dalam setahun.
Adapun cara yang dapat dilakukan demi mengatasi inflasi yaitu melalui kebijakan fiskal, kebijakan moneter, hingga kebijakan lainnya.
Jika inflasi merupakan proses naiknya harga secara terus-menerus, stagflasi ini merupakan kondisi dimana pertumbuhan ekonomi suatu negara turun atau terus merendah dan negatif. Kondisi stagflasi ini dapat terjadi akibat tingkat inflasi dan juga tingkat pengangguran yang semakin tinggi di suatu negara.
Stagflasi ini juga merupakan sebuah terminologi yang di gabungkan dari istilah stagnasi dan inflasi. Di Indonesia sendiri, nyatanya pernah mengalami stagflasi pada tahun 1998, yakni pada saat terjadi krismon 1998.
Pada saat krisis ekonomi atau krismon 1998, terjadi kenaikan harga-harga keseluruhan secara drastis. Dimana, penyebab kenaikan harga ini akibat jatuhnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat saat itu. Cara mengatasi stagflasi yaitu dengan cara pertumbuhan ekonomi yang harus didorong, mengurangi pengangguran, dan inflasi dijaga agar tetap rendah.
Adapun penyebab yang dapat mengakibatkan terjadinya stagflasi yakni:
1. Pemerintah dan juga bank sentral yang mengambil kebijakan untuk meningkatkan jumlah uang beredar saat membatasi penawaran.
2. Naiknya jumlah uang beredar dan mengakibatkan peningkatan inflasi disuatu negara.
3. Meningkatnya harga terhadap suatu produk seperti bahan pokok dan minyak.
Sedangkan, penyebab yang dapat mengakibatkan inflasi disuatu negara yaitu:
1. Tarikan permintaan (demand pull inflation).
2. Desakan (tekanan) produksi atau distribusi (cost push inflation).
3. Inflasi campuran (mixed inflation). (SNP)