ECONOMICS

Cegah Penyebaran Cacar Monyet, Ini Pesan WHO ke Kaum LGBT

Kevi Laras 01/08/2022 10:06 WIB

Kebiasaan gonta-ganti pasangan yang banyak dilakukan pada kelompok pria gay dan biseksual meningkatkan risiko penyebaran cacar monyet atau monkeypox.

Cegah Penyebaran Cacar Monyet, Ini Pesan WHO ke Kaum LGBT (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Kebiasaan gonta-ganti pasangan yang banyak dilakukan pada kelompok pria gay dan biseksual meningkatkan risiko penyebaran cacar monyet atau monkeypox. Karena itu, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengimbau agar gay dan biseksual mengurangi pasangan seks mereka. 

Ini harus dilakukan oleh kelompok tersebut demi membantu menghentikan penyebaran virus cacar monyet di masyarakat. "Untuk pria yang berhubungan seks dengan pria, saat ini dimohon kurangi jumlah pasangan seksual Anda. Pikir lagi ketika ingin melakukan hubungan seksual dengan pasangan baru yang mana itu meningkatkan risiko kena cacar monyet," kata Tedros Adhanom Ghebreyesus, Dirjen WHO, dikutip dari Stat News, Senin (1/8/2022). 

Cacar monyet yang saat ini menyebar di banyak negara itu menyerang lebih banyak pada kelompok pria berhubungan seks dengan pria. Kelompok ini pun kebanyakan dari mereka suka bergonta-ganti pasangan yang bisa meningkatkan risiko penyebaran semakin luas. 

Kesulitan terjadi di kasus ini saat para pria yang berhubungan seksual dengan pria lain tidak bisa menjelaskan secara pasti kontak dekat mereka. Upaya surveilans tidak maksimal karena kebanyakan dari mereka tidak saling mengenal dengan siapa dia berhubungan seksual. 

"Karena itu vaksinasi menjadi upaya yang bisa dilakukan untuk menekan angka kasus. Edukasi pada kelompok pria yang berhubungan seksual dengan pria diperlukan agar mereka mau menerima vaksin," tambah laporan tersebut. 

Di sisi lain, Keletso Makofane, ahli epidemiologi jaringan sosial di Pusat Kesehatan dan Hak Asasi Manusia FXB Harvard, mengatakan setuju dengan rekomendasi WHO agar pria berhubungan seksual dengan pria mengurangi jumlah pasangan seksual mereka. 

Tapi, pejabat kesehatan perlu memastikan nada atau bahasa yang dipakai tidak merendahkan kelompok tertentu. Terkadang, ketika orang berbicara tentang menghentikan perilaku seksual tertentu, implikasinya bisa jadi ada sesuatu yang salah dengan perilaku seksual itu sendiri. 

"Tapi, sebagai tindakan sementara, membatasi praktik seks tertentu adalah salah satu alat di antara banyak alat yang bisa digunakan untuk mengelola risiko," kata Makofane. "Mengurangi pasangan seksual adalah hal yang dapat dilakukan untuk melindungi diri mereka sendiri maupun komunitas mereka," tambahnya. 

Lebih lanjut, kelompok bernama RESPND-MI yang berfokus pada komunitas LGBTQ+ mengeluarkan pernyataan bahwa ini saatnya menghentikan seks berkelompok sampai kita semua mendapatkan suntikan satu atau dua vaksin. 

(DES)

SHARE