ECONOMICS

Cerita Luhut soal Jokowi Ditekan Banyak Pihak saat Terapkan Larangan Ekspor Nikel Ore

Suparjo Ramalan 09/08/2024 16:05 WIB

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Presiden Jokowi pernah ditekan oleh banyak pihak akibat kebijakan larangan ekspor bijih nikel (nikel ore).

Cerita Luhut soal Jokowi Ditekan Banyak Pihak saat Terapkan Larangan Ekspor Nikel Ore. (Foto MNC Media)

IDXChannel - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pernah ditekan oleh banyak pihak akibat kebijakan larangan ekspor bijih nikel alias nikel ore. Belum lagi Indonesia berpotensi kehilangan USD1,5 miliar dari hasil ekspor bijih nikel imbas regulasi pemerintah.

Di penghujung 2019, kata dia, Jokowi melarang ekspor nikel ore, meski dampak dari kebijakan itu sangatlah berisiko. Luhut menuturkan, apapun risiko yang muncul, Presiden tetap pada keputusannya.

“Di penghujung tahun 2019, saat itu di pintu masuk belakang Istana Negara, saya masih ingat ucapan komandan saya, Presiden @jokowi bahwa apapun risiko yang muncul, beliau tetap pada keputusan untuk melarang ekspor nikel ore,” ujarnya melalui akun Instagram-nya @luhut.pandjaitan, Jumat (9/8/2024). 

Luhut mengaku mengetahui keputusan tersebut cukup berat. Bahkan, sebelum keputusan diambil, Jokowi belakangan bercerita bahwa dirinya mendapat banyak tekanan dari berbagai pihak.

Belum lagi potensi kehilangan USD1,5 miliar dari hasil ekspor bijih nikel, yang merupakan tantangan tersendiri dari sisi ekonomi.

Namun, kata dia, Presiden tetap teguh hati, seakan-akan dia melihat ada sesuatu yang amat berharga untuk bangsa ini, menanti di masa depan.

“Bagaimana dampak sebuah teladan kepemimpinan dalam keberanian yang beliau tunjukkan, satu per satu membuahkan hasil,” kata Luhut. 

Selain nilai ekspor nikel yang terus meningkat, Indonesia juga akan menjadi produsen anoda terbesar kedua di dunia. Indonesia siap menjadi bagian dari rantai pasok industri baterai, sekaligus membangun ekosistem kendaraan listrik (EV) yang terintegrasi.

Lebih lanjut Luhut menyampaikan, ada pepatah Jawa yang mengatakan ‘Jer Basuki Mawa Beya’ bahwa kesejahteraan itu butuh pengorbanan. Pun demikian halnya dengan kemandirian bangsa. Lompatan dan percepatan harus dilakukan untuk dapat bersaing dengan negara-negara lainnya.

“Yang patut kita syukuri adalah kita punya pemimpin yang berani mengambil keputusan penting meski banyak potensi risiko datang menghampiri,” ujar dia.

“Kita sudah tunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia mampu mengelola kekayaan alam secara mandiri, dan membuka jalan menuju kemakmuran yang lebih besar bagi bangsa ini,” kata Luhut.

(Dhera Arizona)

SHARE