ECONOMICS

China Longgarkan Lockdown, Bagaimana Nasib Harga Nikel?

Anggie Ariesta 28/11/2022 19:04 WIB

China akan melonggarkan kebijakan lockdown akibat demo besar-besaran. Bagaimana nasib harga nikel?

China Longgarkan Lockdown, Bagaimana Nasib Harga Nikel? (Foto: MNC Media).

IDXChannel - Lesunya kegiatan ekonomi di China akibat meledaknya kasus Covid-19 diprediksi akan berdampak pada sektor komoditas nikel. 

Saat ini, di China sedang menghadapi lonjakan kasus yang mengakibatkan pemerintah setempat memberlakukan kebijakan lockdown.

Dikutip dari IDX 2nd Session Closing, Senin (28/11/2022), China merupakan negara konsumen komoditas logam industri. Sehingga kebijakan pembatasan sosial yang diterapkan pemerintah setempat dapat memengaruhi harga nikel.

Komisi Kesehatan Nasional China mencatat rekor tertinggi Covid-19 baru per Sabtu 26 November 2022 yang sudah menyentuh 39,7 ribu penularan. Di mana 3.709 di antaranya bergejala dan 30.862 tidak bergejala.

Dalam demo besar-besaran terhadap kebijakan lockdown, nyatanya mendorong pemerintah China untuk memberlakukan kebijakan pembatasan sosial. Dalam konferensi pers pada pekan lalu, China berencana melonggarkan lockdown di beberapa wilayahnya.

Analis BRI Danareksa sekuritas, Hasan Barakwan dalam risetnya menjelaskan, relaksasi kebijakan menjadi penting karena China menyumbang sekitar 50% permintaan dari logam dasar dunia. Langkah itu pun dinilai bisa menciptakan sentimen positif pada harga komoditas nikel.

Jika pemerintah mengendurkan kebijakan pembatasan, Hasan menilai, dampaknya akan signifikan bagi pasar baja dan berefek positif juga untuk nikel. Produksi baja tahan karat merupakan penyumbang 70% dari konsumsi nikel.

Di sisi lain, Analis Pilarmas Investindo, Desy Israhyanti tak memungkiri bahwa perlambatan ekonomi global berdampak bagi industri pertambangan nikel. Meski demikian, pemerintah Indonesia masih terus berupaya untuk mengajukan banding atas kekalahan dari komisi Uni Eropa WTO.

Hasan pun meyakini bahwa harga nikel akan tetap kuat pada kuartal IV 2022, karena diperkirakan akan ada pemulihan dalam hal volume penjualan di akhir tahun 2022 sebagai dampak hasil normalisasi aktivitas di China.

BRI Danareksa Sekuritas pun menaikkan perkiraan harga nikel untuk tahun 2022-2023 menjadi USD26.000 per ton dan USD21.000 per ton. Dari harga sebelumnya senilai USD21.000 per ton di 2022 dan USD17.000 per ton.

(FAY)

SHARE