ECONOMICS

Cita-Cita Indofarma (INAF) Jadi Produsen Obat Herbal Pupus Akibat Kasus Korupsi

Suparjo Ramalan 01/11/2024 16:12 WIB

Keinginan Menteri BUMN, Erick Thohir untuk menjadikan PT Indofarma Tbk (INAF) sebagai produsen obat herbal pupus karena terganjal kasus korupsi.

Cita-Cita Indofarma (INAF) Jadi Produsen Obat Herbal Pupus Akibat Kasus Korupsi (foto mnc media)

IDXChannel - Keinginan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir untuk menjadikan PT Indofarma Tbk (INAF) sebagai produsen obat herbal pupus karena terganjal kasus korupsi di perusahaan tersebut.

Erick Thohir sudah menyiapkan peta jalan atau roadmap yang menyulap INAF menjadi produsen obat herbal. Sayangnya, cita-cita itu harus gagal karena perkara korupsi di anak usaha PT Bio Farma (Persero) tersebut. 

“Indofarma itu kita mau khususkan di herbal, di roadmap kita. Cuma kan sayangnya, ya kembali GCG (Good Corporate Governance) kalau dilanggar, ya cita-cita itu enggak jadi kenyataan,” ujar Erick saat konferensi pers, Jakarta Pusat, Jumat (1/11/2024).

Sumber daya obat-obatan herbal di Indonesia memang melimpah, bahkan tak kalah dengan India dan China. Awalnya potensi itu bisa dimanfaatkan Indofarma dengan mengelolanya sebagai alternatif pengobatan. 

“Kita melihat ya potensi obat-obatan herbal kita itu tidak kalah sama India dan China, mestinya. Di mana kita lihat sekarang, secara global obat-obatan herbal ini sudah menjadi salah satu alternatif pengobatan,” tutur Erick. 

“Di dunia sedang menjadi solusi untuk safetyness atau kesehatan secara berkelanjutan,” ujarnya.

Hanya saja, keinginannya pupus untuk saat ini. Erick mengaku, bisnis Indofarma dibenahi dari nol melalui program restrukturisasi.

Selain itu, pemegang saham juga tengah bernegosiasi dengan pihak swasta agar bisa menjamin bahan baku obat-obatan yang akan diproduksi Indofarma. 

“Jadi sekarang di Indofarma kita kembali ke langkah awal sebenarnya menyehatkan, menyehatkan yaitu salah satunya kita sedang coba berdiskusi dengan beberapa partner dari private sector yang bisa meng-guarantee bahan baku karena ini bahan baku penting,” kata Erick.

“Tetapi ketika produksi terjadi sama kita coba melihat kalau bisa 50 persen dari hasil produksinya itu kita untuk dikirim ke luar negeri. Tapi saya memang belum boleh bicara siapa, karena ini lagi proses tender, jadi belum getok istilahnya,” ujarnya.

(Fiki Ariyanti)

SHARE