CNGR dan Antam Bangun Hilirisasi Bijih Nikel, Izin Lebih Mudah serta Dapat Insentif
CNGR Advanced Material Co,. Ltd (CNGR) dan Antam sepakat membangun dan mengembangkan kawasan industri hilirisasi bijih nikel.
IDXChannel - CNGR Advanced Material Co,. Ltd (CNGR), produsen ternary precursor raksasa menandatangani perjanjian kerja sama dengan Kementerian Investasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Penandatanganan ini dilakukan oleh Chairman of CNGR Advanced Material Co.,Ltd, Deng Weiming dan Sekretaris Utama BKPM, Ikmal Lukman dalam kegiatan G20 di Bali, belum lama ini. Disaksikan pula Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan.
Berdasarkan MoU, Kementerian Investasi bertanggung jawab untuk membantu CNGR dalam memperoleh seluruh penerbitan izin proyek dan insentif investasi dari pemerintah.
CNGR dan Kementerian Investasi juga sepakat meningkatkan kerja sama untuk mendukung pengusaha lokal atau Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dalam proyek realisasi investasinya.
Selain itu, CNGR pun menandatangani perjanjian dengan PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM). CNGR menandatangani Framework Agreement (FA) dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut yang merupakan anggota dari MIND ID-BUMN Holding Industri Pertambangan di Indonesia.
Prosesi penandatanganan ini merupakan tindak lanjut dari Head of Agreement (HoA) untuk pembangunan dan pengembangan kawasan industri hilirisasi bijih nikel menjadi bahan baku baterai, yang sebelumnya telah ditandatangani kedua belah pihak pada 5 Agustus 2022.
Penandatanganan FA dilakukan oleh Deng Weiming selaku Chairman of CNGR dan Nico Kanter selaku Direktur Utama ANTAM, di Bali.
Berdasarkan Framework Agreement (FA), CNGR dan ANTAM bersama-sama membangun kawasan industri dan mengembangkan fasilitas pengolahan bijih nikel laterit menjadi nikel matte yang merupakan bahan baku baterai kendaraan listrik.
Proses produksi dilakukan dengan menggunakan teknologi canggih besutan CNGR, yang dikenal dengan “Oxygen-Enriched Side-Blown Furnace” atau OESBF. Penggunaan teknologi canggih milik CNGR, OESBF di lini produksi nikel ini merupakan wujud komitmen untuk mendukung pembangunan hijau dan upaya pengurangan karbon.
Sementara itu, seiring dengan berjalannya pembangunan smelter, ANTAM akan menyediakan pasokan bahan baku yang cukup. ANTAM berkomitmen untuk memasok lebih dari 50% kebutuhan bijih nikel dalam periode produksi selama 20 tahun, serta menyediakan akses utilitas penunjang kawasan industri.
Melalui Framework Agreement (FA) ini diharapkan dapat memperkuat kerja sama antara CNGR dan ANTAM dalam meningkatkan nilai tambah produk nikel. CNGR dan ANTAM bersepakat mendukung pengembangan energi hijau berbasis EV Battery, melalui sinergi penerapan keunggulan teknologi dan sumber daya yang dimiliki kedua perusahaan.
(FAY)