ECONOMICS

Covid-19 Belum Usai, Mengulik Omicron, Awal Mula dan Perjalanannya hingga Masuk ke RI

Winda Destiana 24/12/2021 13:45 WIB

Covid-19 yang sudah melanda dunia hampir dua tahun menunjukkan perkembangan signifikan.

Varian Omicron sudah masuk Indonesia (Ilustrasi)

IDXChannel - Covid-19 yang sudah melanda dunia hampir dua tahun menunjukkan perkembangan signifikan. Beberapa negara bahkan sudah mulai membuka kembali perjalanan bagi orang asing. 

Perekonomian mulai membaik seiring berjalannya waktu meskipun belum signifikan. Namun, nyaris di penghujung tahun 2021, mutasi baru dari virus corona yang ditemukan pertama kali di Wuhan China kembali menggegerkan publik. Pasalnya, dunia yang tadinya mulai berdamai dengan keadaan, harus cemas lantaran varian Omicron

World Health Organization (WHO) menyatakan varian B.1.1.529 atau Omicron pertama kali dilaporkan ke WHO dari Afrika Selatan pada 24 November 2021 silam. Situasi epidemiologis di Afrika Selatan telah ditandai oleh tiga puncak berbeda dalam kasus yang dilaporkan, yang terakhir didominasi varian Delta. 

“Dalam beberapa minggu terakhir, infeksi telah meningkat tajam, bertepatan dengan deteksi varian B.1.1.529. Infeksi B.1.1.529 terkonfirmasi pertama yang diketahui berasal dari spesimen yang dikumpulkan pada 9 November 2021,” demikian penjelasan WHO.

Varian Omicron disebutkan memiliki sejumlah besar mutasi, beberapa di antaranya mengkhawatirkan. WHO pun menyebutkan bahwa bukti awal menunjukkan peningkatan risiko infeksi ulang dengan varian ini, dibandingkan dengan Variant of Concern (VOC) lainnya. 

“Jumlah kasus varian ini tampaknya meningkat di hampir semua wilayah di Afrika Selatan. Diagnostik PCR SARS-CoV-2 saat ini terus mendeteksi varian ini. Beberapa laboratorium telah menunjukkan bahwa untuk satu tes PCR yang banyak digunakan, salah satu dari tiga gen target tidak terdeteksi (disebut dropout gen S atau kegagalan target gen S),” jelasnya.

Berdasarkan bukti-bukti yang sudah ada, WHO menetapkan varian Omicron sebagai VOC. VOC adalah kondisi dimana virus Corona yang menyebabkan peningkatan penularan serta kematian dan bahkan dapat memengaruhi efektivitas vaksin. Sebelum Omicron, WHO telah menetapkan varian Alpha, Beta, Gamma, dan Delta sebagai VOC.

WHO meminta negara-negara untuk meningkatkan upaya pengawasan dan pengurutan untuk lebih memahami varian SARS-CoV-2 yang beredar.

“Individu diingatkan untuk mengurangi risiko COVID-19, termasuk kesehatan masyarakat dan tindakan sosial yang terbukti seperti mengenakan masker yang pas, kebersihan tangan, menjaga jarak fisik, meningkatkan ventilasi ruang dalam ruangan, menghindari ruang ramai, dan mendapatkan vaksinasi,” tegas WHO.

Bahkan, sebelum menghampiri Indonesia, Omicron hingga 12 Desember 2021 lalu sudah berada di 70 lebih negara. Beberapa diantaranya adalah negara yang berdekatan dengan tanah air. 

Pemerintah Indonesia akhirnya mengumumkan pasien pertama di tanah air telah terpapar varian baru Covid-19, Omicron pada 16 Desember 2021 lalu. Informasi tersebut langsung diumumkan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. 

Temuan kasus varian Omicron terdeteksi pada seorang petugas kebersihan berinisial N yang bekerja di RSDC Wisma Atlet Kemayoran Jakarta.

Diketahui, N tidak pernah melakukan perjalanan ke luar negeri sehingga dapat disimpulkan dia tertular dari WNI yang datang dari luar negeri dan melakukan karantina di Wisma Atlet.

Setelah merunut kasus WNI yang positif Covid-19 di Wisma Atlet pada 14 hari ke belakang, kemungkinan besar indeks case (kasus pertama) Omicron adalah WNI, dengan inisial TF, usia 21 tahun, yang tiba dari Nigeria pada tanggal 27 November 2021.

Kemudian, kasus kedua berasal dari WNI yang baru kembali dari London, Inggris. MN menjalani karantina pada 10 Desember dan dinyatakan positif pada 14 Desember. Pada 16 Desember MN diketahui positif varian Omicron. 

Selanjutnya, kasus ketiga berasal dari WNI yang baru kembali dari Amerika Serikat pada 6 Desember 2021 lalu. IK sampai di Jakarta dan melakukan karantina pada 9 Desember 2021 lalu. Setelah melakukan tes, IK positif varian Omicron di tanggal 17 Desember. 

Kemenkes kembali mengumumkan kasus keempat dan kelima varian Omicron pada 21 Desember. Kedua kasus ini adalah pelaku perjalanan dari London, Inggris. Tambahan tiga kasus varian Omicron disampaikan Kemenkes pada 23 Desember, selang tujuh hari setelah pengumuman temuan kasus pertama di Indonesia.

Dua kasus adalah pelaku perjalanan luar negeri dari Kongo dan satu dari Malaysia. Ketiga orang tersebut positif varian Omicron berdasarkan pemeriksaan WGS yang hasilnya baru keluar akhir-akhir ini.

Semua kasus varian Omicron menjalani karantina di Wisma Atlet. Belum ada laporan gejala berat, mayoritas mengalami gejala ringan sampai tak bergejala.

Lantas apa langkah pemerintah mengatasi Omicron di tanah air? Koordinator PPKM Jawa-Bali sekaligus Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah telah menyiapkan langkah darurat untuk mengantisipasi kasus Omicron di Indonesia.

Pemerintah tetap menggunakan skema PPKM Level sebagai basis pengetatan kegiatan masyarakat. Pemerintah juga terus memonitor secara ketat pergerakan masyarakat di tempat-tempat wisata yang naik cukup signifikan di banding pekan lalu. Hal ini mengindikasikan terjadinya pergerakan masyarakat menjelang libur panjang Natal dan Tahun Baru.

Kemudian, Luhut menjelaskan bahwa pemerintah juga terus mendorong daerah gencar lakukan tracing terhadap kasus positid di wilayah masing-masing. Selain itu, pemerintah juga memperanjang masa karantina dari lima hari menjadi 10 hari. 

Seperti diketahui beberapa negara sudah mulai melaporkan jumlah kematian akibat Omicron yang diketahui memiliki tingkat penularan lebih tinggi dari Delta. 

(NDA) 

SHARE