ECONOMICS

Covid-19 Ubah Pola Hidup, Ini yang Dilakukan Pengusaha Vape Hadapi Persaingan

Iqbal Dwi Purnama 13/09/2021 06:04 WIB

Wabah virus Corona atau Covid-19 telah mengubah pola hidup masyarakat yang sebelumnya doyan datang ke toko offline, kini berubah menjadi online.

Covid-19 Ubah Pola Hidup, Ini yang Dilakukan Pengusaha Vape Hadapi Persaingan. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Wabah virus Corona atau Covid-19 telah mengubah pola hidup masyarakat yang sebelumnya doyan datang ke toko offline, kini berubah menjadi online. Kondisi ini memmbuat sejumlah pengusaha berusaha untuk bertranformasi ke digital.

Seperti yang dialami oleh Diki (22), pengusaha Vape yang berlokasi di Kalibata, Jakarta Selatan. Dia mengaku omzet dari penjualan melalui toko offlinenya mulai berkurang semenjak wabah pandemi covid 19 melanda. Untuk menutup pengeluaran rutin setiap bulannya, dirinya harus bisa bersaingan di pasar online, maupun secara offline.   

Dirinya menyebut, beberapa tahun ke belakang, sebelum adanya pandemi Covid-19 Diki bisa meraup omzet hingga Rp15 juta perhari. Namun sejak pandemi, usaha melemah hingga setengahnya.

"Kalau untuk pasarnya sekarang masih lumayan, mungkin dulu sebelum wabah kaya gini kita bisa hampir Rp15 jutaan per hari, tapi kalau sekarang setengahnya dari itu, mungkin karena wabah, atau juga Vape store sekarang lebih banyak," ujanya kepada MNC Portal, Minggu (12/9/2021).

Selain wabah, Vape Store khususnya di Jakarta kini sudah mulai banyak yang membuat persaingan bisnis menjadi semakin ketat. Perlu adanya sebuah perubahan yang dapat mendukung usahanya yang lebih baik ke depan.

Merealisasikan hal tersebut, Diki kadang memberikan promo untuk menarik konsumen. Seperti mengadakan member card untuk pelanggan setia untuk mendapatkan diskon setiap kali berbelanja di tokonya.

"Kita juga memberikan diskon untuk pelanggan yang mempunyai member, jadi kalau mau jadi member minimal pembelanjaan Rp300 ribu kalau di kita, baru bisa bikin member," lanjutnya.

Selain itu Quality Control juga hal yang penting dilakukannya agar barang yang ditawarkan kepada konsumennya merupakan barang yang berkualitas serta tidak mengecewakan para pelanggannya. Misalnya seperti mencicipi liquid baru yang hendak masuk tokonya, untuk direkomendasikan pada pelanggan.

"Kita kalau jual itu kadang misal ada yang baru (rasa), kita beli sendiri untuk tau rasanya seperti apa, soalnya kita enggak begitu percaya sama review di media sosial, jadi kita nyobain sendiri, kalau memang tidak enak saya, jadi kita pilih, karena tidak mau aja ngecewain customer," tambahnya. (TYO)

SHARE