Covid Melonjak Lagi, Ekonomi RI Kembali Terancam
Kasus covid-19 yang kembali melonjak pasca arus mudik berdampak ke berbagai sektor, salah satunya sektor ritel yang baru bangkit terancam kembali terpuruk.
IDXChannel - Kasus covid-19 yang kembali melonjak pasca arus mudik berdampak ke berbagai sektor, salah satunya sektor ritel yang baru bangkit terancam kembali terpuruk karena covid-19.
Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira menilai bahwa kenaikan kasus Covid-19 bisa membuat ekonomi kembali ke titik nol lagi.
Sektor ritel pun menjadi salah satu sektor yang paling sensitif apabila dilakukan pembatasan sosial lebih ketat.
"Masyarakat kan sudah mulai optimis ditunjukkan dengan IKK bulan Mei 104,4. Trennya sudah mulai spending lagi," ungkap Bhima kepada MNC Portal Indonesia di Jakarta, Rabu(16/6/2021).
Menurut dia, momentum pemulihan ini harus dijaga dengan penanganan Covid-19 yang serius. Yang membuat ekonomi anjlok salah satunya adalah karena pandemi, maka solusi untuk mengembalikan posisi ke level pertumbuhan ekonomi 5 persen adalah dengan melakukan penurunan penularan Covid-19.
"Efeknya jika tidak serius dan kebijakan antar kementerian tidak konsisten, harga yang dibayar bagi ekonomi akan mahal. Contohnya, tempat wisata yang dibuka terlalu dini pada waktu libur lebaran, hasilnya kasus harian naik, terus yang rugi siapa? pelaku usaha juga, ritel terdampak," jelas Bhima.
Kalau ada pengetatan mobilitas karena kasus naik, yang merugi juga pelaku usaha retail, logistik, sampai warung pinggir jalan karena turunnya minat masyarakat belanja.
"Sementara dari sisi belanja pemerintah susah diharapkan untuk terus mensuport pengeluaran kesehatan," tandasnya.
Pemerintah sendiri sedang berupaya sekuat tenaga menekan defisit APBN, maka dari itu wacananya PPN mau diperluas, tax amnesty jilid 2 dan yang lainnya.
"Ledakan kasus Covid-19 akan menguras anggaran pemerintah, defisit APBN-nya pasti melonjak juga. Ujungnya utang lagi dan akan jadi beban baru," pungkas Bhima. (RAMA)