ECONOMICS

Curhat Zulhas, Mengaku Dimarahi Akibat Cabai Mahal

Advenia Elisabeth/MPI 15/07/2022 08:04 WIB

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Mendag Zulhas menjelaskan tingginya harga bahan pokok dan pangan dipengaruhi oleh inflasi.

Curhat Zulhas, Mengaku Dimarahi Akibat Cabai Mahal. (Foto: MNC Media)

IDXChannel -  Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Mendag Zulhas mengaku dimarahi karena kenaikan harga cabai. Padahal, menurut dia, tingginya harga bahan pokok dan pangan dipengaruhi oleh inflasi.

Menurut dia, konsumsi rumah tangga merupakan salah satu pendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional. Jika konsumsi tinggi maka ekonomi dan investasi akan turut naik.

Konsumsi punya pengaruh besar atau setidaknya 53,65 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Semakin banyak orang berbelanja maka pertumbuhan ekonomi semakin tinggi, dan tentu akan mendorong daya beli masyarakat. 

Jika daya beli tinggi, maka inflasi pun melesat. Alhasil, sejumlah harga bahan pokok dan pangan mengalami kenaikan.

Namun jika pertumbuhan ekonomi rendah, harga bahan pokok dan pangan dirasa sangat mahal. Akibatnya, Mendag Zulhas dimarahi oleh masyarakat.

"Makin orang belanja, pertumbuhannya tinggi. Ya tentu daya belinya tinggi, inflasi naik pun kalau orangnya banyak. Tapi kalau pertumbuhannya rendah, penghasilan stuck, apalagi turun, cabe mahal, saya dimarahi orang," kata dia.

Kemudian, Ketua PAN itu mengatakan hal lain yang punya kontribusi penting dalam menggenjot pemulihan ekonomi nasional adalah adanya ritel offline dan online. Di tambah era sekarang didukung oleh kemajuan teknologi yang memudahkan orang berjualan di toko online.

"Pemerintah akan terus dorong bisnis ritel tetap tumbuh, dan bersikap secara adil dan sehat, maksudnya kompetisinya," ucap dia. 

Dia mengakui, akibat pandemi perilaku orang belanja offline bergeser ke belanja online. Maka dari itu, Zulhas bilang, pemerintah mendorong pemanfaatan transaksi secara online, pengiriman pelayanan pesan antar dan sistem pembayaran secara elektronik, sehingga kebutuhan masyarakat masih dapat dipenuhi. 

"Salah satu peluangnya adalah pengembangan e-commerce yang harus dimanfaatkan pengusaha retail Indonesia untuk menjaga kinerja dan pengembangan bisnisnya. Omsetnya jangan turun, cari dan cara-cara yang baru," ujar Zulhas. 

(FRI)

SHARE