Dampak Digitalisasi, AI hingga BIg Data Jadi Kebutuhan Tak Terelakkan
substansi paling mendasar dari digitalisasi adalah teknologi yang diterapkan untuk memperbaiki modus dan proses kerja secara keseluruhan.
IDXChannel - Kondisi masyarakat global dewasa ini diyakini sudah satu langkah lebih maju dalam hal perkembangan digitalisasi. Tidak hanya beranjak masuk, masyarakat hari ini disebut telah benar-benar sepenuhnya hidup dalam era digital.
“Saya kira tidak bisa dimungkiri lagi bahwa kita sudah sepenuhnya masuk ke era digital. Namun, semenjak melalui pandemi (COVID-19), kita merasakan dampak sepenuhnya dengan adanya keterbatasan bergerak, bekerja, dan bertemu dengan yang lain (ternyata) banyak hal bisa disubstitusikan dengan digital," ujar Ketua Tim Pelaksana Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Nasional, Ilham Akbar Habibie, saat menjadi Keynote Speaker dalam TOP Digital Awards 2022, Kamis (16/12/2022).
Acara tersebut merupakan ajang pemberian apresiasi dan penghargaan terhadap para tokoh maupun lembaga yang berprestasi dalam bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) serta solusi digital di masyarakat.
"Dengan demikian, transformasi digital menjadi sangat penting untuk segera dilakukan, baik di sektor bisnis maupun pemerintahan," tutur ILham.
Menurut Ilham, substansi paling mendasar dari digitalisasi adalah teknologi yang diterapkan untuk memperbaiki modus dan proses kerja secara keseluruhan, baik dari segi biaya, kecepatan, dan juga kualitas.
“Saya kasih contoh. Kita ini baru beralih dari analog TV ke digital. Harapannya ke depan adalah signalnya tentu lebih bagus, kemudian kita juga bisa dapat lebih banyak channel, dan para pelanggan dapat satu layanan yang jauh lebih baik daripada dengan analog. Jadi, dengan adanya teknologi digital kita mendapatkan satu kualitas layanan yang lebih baik,” ungkap Ilham.
Bicara tentang digitalisasi, lanjut Ilham, berarti juga akan menyinggung soal data dalam bentuk digital.
“Kita mungkin sering mendengar semboyan yang mengatakan bahwa ‘data is the new oil’. Dalam hal ini, data akan punya nilai jika data tersebut berada dalam bentuk digital. Dengan digitalisasi itulah data punya potensi untuk bisa diolah dan bisa menjadi sesuatu yang punya nilai lebih. Itu yang sebetulnya sama sama dengan minyak," papar Ilham.
Sama halnya untuk mengolah data, ungkap Ilham, agar memiliki nilai seperti halnya minyak, maka di sanalah peran penting teknologi Artificial Intelligence (AI), Big Data, dan Machine Learning untuk mengetahui pola-pola yang ada pada data tersebut.
”Kadang kita sudah melihat polanya, Alhamdulillah, kita dengan cepat mengerti datanya, tapi kadang datanya terlihat sangat acak, sehingga kita memerlukan satu mesin untuk mengerti pola atau membuat pola terlebih dahulu, sehingga kita mengerti bagaimana kita harus menginterpretasikan data,” tandas Ilham.
Karenanya, Ilham mengapresiasi penyelenggaraan TOP Digital Awards 2022 sebagai upaya untuk mendorong gelombang digitalisasi yang ada di Indonesia. Hal itu juga sejalan dengan tema yang diangkat dalam acara tersebut, yaitu The Strategic Impact of Digital Transformation in Business & Government.
Para peraih penghargaan ini, dinilai telah berhasil membuktikan bahwa inovasi, kreatifitas dan terobosan digital yang dilakukan, telah berdampak signifikan, baik di internal perusahaan maupun hubungan eksternal, termasuk dengan mitra bisnis atau pelanggan (masyarakat).
Terlebih di tengah pandemi, kreativitas dan inovasi serta antusias peserta, dalam menghadirkan solusi inovasi baru berbasis technology digital, terus mengalami peningkatan. Bahkan sejak pandemi, transformasi digital mengalami lompatan baru di berbagai kalangan.
Pada lembaga atau institusi kepemerintahan, inovasi digital terutama sebagai upaya peningkatan e-government atau Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE), serta implementasi dan pengembangan konsep smart city (kota cerdas).
Apalagi SPBE ini selaras dengan arah kebijakan nasional. Yakni Surat Edaran Menteri PANRB No. 18/2022 tentang Keterpaduan Layanan Digital Nasional Melalui Penerapan Arsitektur SPBE dan Peta Rencana SPBE.
Sedangkan bagi pelaku usaha, inovasi dan akselerasi transformasi digital dilakukan sebagai upaya menyikapi situasi pandemi covid-19 dan meningkatkan kinerja di era new normal, sekaligus sebagai upaya mempersiapkan diri memasuki era Revolusi Industri 4.0 dan meningkatkan daya saingnya di kancah global.
Beberapa inovasi sistem aplikasi bisnis yang dikembangkan seperti ERP (Enterprise Resource Planning), Customer Relationship Management (CRM) untuk mengelola hubungan bisnis dengan pelanggan, aplikasi pemasaran, penjualan, manajemen keuangan (finance), HR, dan lainnya.
Berbagai aplikasi yang dikembangkan oleh Lembaga dan institusi kepemerintahan juga makin luas hingga ke daerah-darah, baik oleh Pemda maupun pelaku usaha, termasuk dari kalangan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). (TSA)