Danantara Buka Suara Soal Keterlibatan dalam Merger Grab dan GOTO
Intervensi dalam aksi korporasi kedua perusahaan swasta ini akan tetap mempertimbangkan sisi komersial dan imbal hasil yang menarik.
IDXChannel - Chief Investment Officer (CIO) Danantara Pandu Sjahrir buka suara soal keterlibatan perusahaan negara dalam proses merger PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan Grab Holdings Ltd.
Dia menyebut, intervensi dalam aksi korporasi kedua perusahaan swasta ini akan tetap mempertimbangkan sisi komersial dan imbal hasil yang menarik. Pandu mengaku telah mendapatkan masukan dari Pemerintah terkait rencana investasi ini.
"Kan pemerintah juga sudah kasih masukan. Kita pasti ngikutin masukannya dari Pemerintah. Tapi yang terpenting unsur B to B -nya," ujarnya saat ditemui di Wisma Danantara, Selasa (11/11/2025).
Namun demikian Pandu belum menjelaskan lebih jauh posisi Danantara dalam aksi korporasi perusahaan dengan kode saham GOTO ini.
Pihaknya mengaku siap untuk memberikan support kepada perusahaan anak bangsa untuk terus berkembang.
"Mereka harus ngikuti B2B, kita lihat prosesnya, nantinya kita pasti akan support. Tapi kita lihat, karena yang penting juga dari sisi commercial return harus ada, dan kita harus juga menjaga itu. Tapi kita tentu mendengarkan masukan pemerintah," tuturnya.
Dihubungi secara terpisah, Pengamat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Universitas Indonesia, Toto Pranoto menilai rencana Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara masuk dalam rencana merger PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan Grab Holdings Ltd, dalam rangka menjaga posisi kepemilikan saham BUMN, dalam hal ini Group Telkom di GOTO.
Toto menjelaskan, saat ini total investasi Telkom di GOTO sendiri tembus USD450 juta atau setara Rp6,4 triliun. Terdiri PT Telkom yang berinvestasi sejak 2023 senilai USD150 juta, dan melalui anak usahanya senilai USD300 juta.
"Investasinya kan kira-kira, mereka ini memiliki USD450 juta lah. Sehingga rencana Danantara ini dalam rangka mengamankan posisi kepemilikan Group Telkom di GOTO saya kira," ujarnya saat dihubungi IDXChannel.
Disatu sisi, Toto menilai strategi Danantata yang akan terlibat dalam proses merger Grab - GOTO ialah menjaga ekosistem digital di Tanah Air yang melibatkan jutaan orang di Indonesia, baik pengguna maupun mitra driver. Sehingga menurutnya diperlukan pemerintah dalam menjaga ekosistem digital yang masih terus berkembang di Indonesia.
Justru menurutnya, menjadi lebih berisiko jika tidak ada peran pemerintah ketika perusahaan asal Singapura, Grab, menjadi semakin besar lewat akuisisi GOTO di Indonesia. Sebab peluang intervensi pemerintah bakal semakin sempit jika kedua perusahaan tersebut melakukan ekspansi pasca merger di kemudian hari.
"Kalau mereka (Grab - GOTO) nanti misalnya melakukan aksi korporasi dengan merger dan lain-lain, mungkin Danantara berpikir ini menjadi sangat berbahaya. Karena mereka (GOTO) akan menjadi representasi negara bagaimana mengawal supaya ekosistem digital nasionalnya juga bisa tetap terjaga ya, kalau Danantara juga hadir di sana," kata Toto.
(kunthi fahmar sandy)