Danantara Resmi Meluncur, Ekonom: Tidak Boleh Diganggu Kepentingan Politik
Ekonom Senior INDEF Didik J Rachbini berharap Danantara berjalan tanpa diganggu urusan politik sehingga bisa membantu mencapai target pertumbuhan ekonomi.
IDXChannel - Presiden Prabowo Subianto resmi meluncurkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara. Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Didik J Rachbini berharap lembaga tersebut berjalan tanpa diganggu urusan politik.
Didik menyampaikan, Danantara harus bergerak secara profesional agar bisa membawa ekonomi Indonesia ke level global.
Selain itu, dalam pelaksanaannya harus diikuti dengan pengawasan dan tata kelola yang tepat agar tidak terjadi moral hazard atau penyimpangan moral.
"Itu (Danantara) tidak boleh diganggu (intervensi politik) juga. Kalau masuk cawe-cawe politik itu sangat berat. Jadi Danantara ini dalam visi ke depan seharusnya dia bisa membawa ekonomi Indonesia itu melompat ke global," kata Didik dalam keterangannya seperti dikutip Selasa (25/2/2025).
Dia melanjutkan, penunjukan Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani sebagai CEO patut dikawal ketat. Ia pun kembali meminta agar kinerja Rosan jangan sampai direcoki oleh kepentingan politik.
"Tapi sementara ini saya percaya, Rosan Roeslani, dia adalah mantan Ketua Umum Kadin, adalah figur yang profesional, di dalam kiprahnya. Tapi harus hati-hati, meskipun profesional, tapi dia (jangan) diganggu oleh politik. Jadi biarkan Rosan dengan tim bekerja," ujarnya.
Lebih jauh menurut Didik, Danantara harus bisa membantu mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen. Di sisi lain Danantara juga tidak boleh sebatas menjadi pemain lokal, mengingat sudah ada BUMN yang menjadi penguasa domesik.
"Danantara itu tidak boleh menjadi pemain lokal, di Purwokerto, di Sidoarjo, enggak bisa. Kalau seperti ini Danantara menjadi lembaga useless. Mengapa? Karena Pertamina kan menguasai domestik, menjadi pengecer di domestik," kata dia.
"Perbankan juga sudah mayoritas itu melayani perusahaan-perusahaan Indonesia. Nah karena itu, harus ya, dia harus global," lanjutnya.
(Febrina Ratna Iskana)