Denmark Hentikan Pemakaian Vaksin AstraZeneca, Ada Apa?
Denmark memutuskan untuk menyetop sementara penggunaan vaksin AstraZeneca.
IDXChannel - Denmark memutuskan untuk menyetop sementara penggunaan vaksin AstraZeneca. Keputusan terpaksa diambil setelah ditemukan kasus pembekuan darah terhadap penerima vaksin dan satu lagi dikabarkan meninggal dunia.
Namun, sejauh ini pemangku kepentingan di Eropa tidak menemukan kaitan antara menerima suntikan memberi dampak tersebut secara langsung. Hal itu disampaikan European Medicines Agency (EMA) yang mengatakan, "Tidak ada indikasi vaksin menyebabkan kondisi tersebut".
Laporan HuffPost menerangkan ada seorang perawat di Wina berusia 49 tahun meninggal karena masalah pembekuan darah yang parah setelah mendapat vaksin AstraZeneca dan perawat lain di daerah tersebut mengalami pengembangan emboli paru (gumpalan darah di paru-paru).
"Pada 9 Maret, ada dua laporan kasus lain yang terkait dengan pembekuan untuk kelompok yang sama," laporan EMA yang dikutip dari kantor berita Huffpost.
Sebagai tindakan pencegahan, Otoritas Kesehatan dan Obat-obatan di Denmark membuat keputusan untuk menghentikan vaksinasi selama penyelidikan berjalan.
Direktur Dewan Kesehatan Nasional, Søren Brostrøm, mengatakan, keluarnya keputusan ini bukan sesuatu yang mudah. "Tapi, karena kami memvaksin banyak orang, kami juga perlu merespons dengan perawatan tepat ketika ada informasi mengenai efek samping yang serius dari vaksin AstraZeneca tersebut," katanya.
Lebih lanjut, Otoritas Farmasi Denmark dan Eropa terus mengawasi peluncuran vaksin dan kemungkinan efek sampingnya. Di Inggris, vaksinasi masih berjalan seperti biasa. EMA menegaskan vaksinasi dapat dilanjutkan sementara penyelidikan terus berjalan.
"Sebab, manfaatnya jauh lebih besar dari risiko buruknya," lapor EMA.
"Penting untuk ditekankan bahwa kami belum memilih menghentikan secara total vaksin AstraZeneca, tetapi kami sementara ini menundanya," kata Brostrøm.
"Bukti menjelaskan, vaksin AstraZeneca itu aman dan efektif. Tetapi kami dan Badan Obat-obatan Denmark harus bereaksi terhadap laporan kemungkinan efek samping yang serius itu, baik dari Denmark maupun negara-negara di Eropa yang melaporkan kasus serupa," sambungnya.
Profesor Stephen Evansm pakar farmakoepidemiologi dari London School of Hygiene berkomentar, kebijakan yang dikeluargan Denmark sebagai bentuk 'kehati-hatian' negara. Sementara itu, juru bicara AstraZeneca menanggapi berita tersebut dengan memberi pernyataan sebagai berikut.
"Keselamatan pasien adalah prioritas tertinggi yang diberikan AstraZeneca. Regulator memiliki standar kemanjuran dan keamanan yang jelas serta ketat untuk persetujuan obat baru apapun dan itu termasuk vaksin Covid-19 AstraZeneca. Data peer-review terkait vaksin AstraZeneca mengonfirmasi bahwa vaksin secara umum dapat ditoleransi dengan baik." (TYO)