Denmark Hentikan Pemakaian Vaksin AstraZeneca, Ini Efek Sampingnya Versi BPOM
BPOM telah menyatakan vaksin ini aman untuk digunakan. Bahkan, izin penggunaan darurat (EUA) telah diterbitkan agar bisa segera digunakan.
IDXChannel - Pemerintah Denmark memutuskan untuk menyetop sementara penggunaan vaksin AstraZeneca. Keputusan ini diambil setelah ditemukannya efek samping yang bahkan menyebabkan kematian terhadap tenaga kesehatan di negeri itu.
Meski demikian, Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (BPOM) telah menyatakan vaksin ini aman untuk digunakan. Bahkan, izin penggunaan darurat (emergency use authorization/EUA) telah diterbitkan agar bisa segera digunakan.
Sebanyak 1,1 juta dosis bahan jadi vaksin sudah ada di gudang penyimpanan PT Bio Farma di Bandung, Jawa Barat.
Kepala (BPOM), Penny K Lukito, menerangkan efikasi vaksin AstraZeneca adalah 62,1 persen. Fakta tersebut dinyatakan lulus jika merujuk pada standar minimum yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) yaitu mininum 50 persen.
Terkait dengan efek samping, sesuai dengan hasil uji klinis yang telah dilakukan, vaksin AstraZeneca KIPI-nya cenderung ringan hingga sedang. Dia pun membeberkan beberapa efek samping dari vaksin AstraZeneca ini, yaitu:
1. Reaksi lokal; nyeri pada saat ditekan, nyeri, kemerahan, gatal dan pembengkakan.
2. Reaksi sistemik ringan seperti kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, meriang, nyeri sendi, mual, demam, dan muntah.
Penny melanjutkan, hasil uji khasiat vaksin AstraZeneca menunjukkan pemberian vaksin ini dapat merangsang pembentukan antibodi baik pada orang dewasa maupun lansia dengan rata-rata titer antibodi GMT setelah dosis kedua pada dewasa usia 18 tahun ke atas adanya peningkatan sebanyak 32 kali.
"Sedangkan pada lansia usia di atas 65 tahun sebanyak 21 kali," terang Penny saat konferensi pers secara daring, Selasa (9/3/2021).
Terkait dengan efikasi, vaksin Astrazeneca ini setelah 15 hari pemberian dosis kedua dengan pemantauan 2 bulan, menunjukan efikasi sebesar 62,1 persen. Data ini sesuai dengan standar WHO minimum 50 persen.
Sedangkan soal uji mutu, Badan POM melakukan secara menyeluruh dari dokumen mutu yang disampaikan mulai dari kontrol mutu bahan awal, proses pembuatan antigen, dan produk vaksin, metode pengujian dan hasil pengujian antigen dan produk vaksin, formulanya, bahan tambahan, bahan kemasan, dan stabilitas antigen dan produk vaskin.
"Hasil secara umum memenuhi syarat, terdapat beeberapa syarat yang harus di-update yang terkait dengan data stabilitas yang lebih panjang, sebagaimana juga umumnya vaksin-vaksin sedang dalam pengembangan vaksin Covid-19 yang ada saat ini," papar Penny. (TYO)