Deretan Kasus Penipuan Asuransi Terbesar di Dunia, Kerugiannya hingga Rp8,5 Triliun
Kasus penipuan asuransi terbesar di dunia mengakibatkan kerugian hingga triliunan rupiah. Pelaku memalsukan bukti-bukti untuk mengajukan klaim.
IDXChannel—Penipuan asuransi terbesar di dunia mengakibatkan kerugian senilai USD500 juta, setara dengan Rp8,5 triliun (Rp15.634/dolar). Penipuan ini diorkestrasi oleh seorang pengacara Amerika Serikat bernama Eric Conn.
Aksi penipuan Conn ini membuat pemerintah Amerika Serikat mesti menanggung rugi sebesar USD500 juta. Akibat perbuatan itu, Conn dijatuhi hukuman 27 tahun penjara. Ia ditangkap pada 2017 setelah melarikan diri selama enam bulan.
Conn memulai kariernya di bidang hukum sejak 1987, dia adalah pengacara spesialis yang kerap membantu kliennya untuk mengajukan asuransi sosial untuk penyandang disabilitas. Sebelum kasus ini terkuak, ia memiliki reputasi tinggi di kalangan koleganya.
Ia kerap mengiklankan jasanya pada era1990 hingga tahun 2000-an, bahkan Conn pun sukses menjadi pengacara top spesialis kasus-kasus pengajuan klaim untuk penyandang disabilitas di Amerika Serikat.
Conn mengelola firma hukum di Kentucky, dengan jumlah klien yang banyak dan tersebar di Amerika Serikat. Namun rupanya, Conn telah mempraktikkan penipuan selama satu dekade lebih, tepatnya pada 2004 hingga 2016.
Ia mengajukan ribuan dokumen medis palsu yang dibuat oleh dokter-dokter korup untuk mendukung pengajuan klaimnya. Conn menyogok para dokter tersebut untuk menyusun bukti-bukti medis palsu.
Media memberitakan, para dokter tersebut bahkan tidak melakukan pemeriksaan betulan. Sehingga, bukti-bukti medis yang dilampirkan betul-betul palsu, namun diajukan Conn dengan mencatut nama para klien.
Praktik skema penipuan ini tak hanya melibatkan dokter, namun juga psikolog dan hakim yang memutuskan kasus-kasus pengajuan klaim asuransi sosial untuk penyandang disabilitas, yakni David B. Daughtery, yang juga menerima sogokan senilai USD609.000.
Skema penipuan itu akhirnya berhasil. Conn dan komplotannya berhasil meyakinkan Social Security Administrasion (SSA) Amerika Serikat untuk membayarkan benefit untuk ribuan penduduk AS.
Sebagai tambahan informasi, Social Security Administration adalah lembaga pemerintah AS yang mengelola program jaminan sosial yang didanai oleh pajak warga Amerika untuk penduduk lanjut usia, penyintas, dan penyandang disabilitas.
Kasus Penipuan Asuransi Terbesar di Dunia: Sampai Rencanakan Pembunuhan
Penipuan klaim asuransi kerap terjadi di berbagai belahan dunia. Jika Conn menipu pemerintah AS menggunakan bukti medis palsu, ada pelaku yang bahkan tega melakukan pembunuhan dan menyusun skema perampokan palsu demi mendapatkan benefit asuransi.
Seperti warga California, AS, Ali Elmezayen yang sanggup menyusun kecelakaan mobil secara sengaja pada 2015. Kecelakaan terencana itu menewaskan dua anaknya yang menyandang autisme, sekaligus nyaris menenggelamkan istrinya.
Elmezayen mengajukan klaim atas kecelakaan terencana tersebut dan berhasil mencairkan USD260.000, uang benefit asuransi itu dia gunakan untuk membeli rumah dan satu unit boat di Mesir.
Namun pihak kepolisian akhirnya mengendus aksi kriminalnya dan berhasil menangkapnya. Elmezayen dijatuhi hukuman penjara atas pembunuhan anak-anaknya.
Kasus penipuan asuransi lain yang tak kalah menghebohkan dilakukan oleh pasangan pebisnis New York, Atul Shah dan Mahaveer Kankariya. Keduanya merencanakan perampokan palsu untuk menggasak toko milik mereka berdua.
Keduanya lantas mengajukan klaim asuransi atas perampokan terencana itu senilai USD7 juta kepada perusahaan asuransinya, yakni Lloyd’s of London. Namun aksi kriminal itu akhirnya terkuak setelah polisi mengembalikan data kamera CCTV.
Itulah beberapa kasus penipuan asuransi terbesar di dunia dengan kerugian yang mencapai miliaran bahkan triliunan rupiah. (NKK)