ECONOMICS

Diblokir Tapi Masih Marak, Ini Sebab Investasi Ilegal Sulit Tetap Marak

Iqbal Dwi Purnama 21/03/2022 13:38 WIB

Tongam menyebut sulitnya untuk menghentikan hal tersebut dikarenakan masih ada sebagian orang yang menikmati hasil keuntungan dari produk ilegal itu.

Diblokir Tapi Masih Marak, Ini Sebab Investasi Ilegal Sulit Tetap Marak. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Sejumlah upaya sudah dilakukan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi (SWI) dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menyelamatkan masyarakat dengan memblokir situs investasi atau judi online yang bertebaran di dunia maya.

Namun, menurut Ketua Satgas SWI Tongam L Tobbing hal tersebut bukan menjadi cara untuk menghentikan lahirnya situs-situ investasi ilegal atau judi online yang sebetulnya banyak kerugian orang banyak. 

Tongam menyebut sulitnya untuk menghentikan hal tersebut dikarenakan masih ada sebagian orang yang menikmati hasil keuntungan dari produk ilegal itu.

"Contohnya Binomo itu sudah kita hentikan sejak 2019, tetapi masih ada, karena masih ada yang menikmati keuntungan," ujar Tongam pada seminar kebangsaan yang diselenggarakan oleh Ikatan keluarga Alumni Institut Injil Indonesia, Senin (21/3/2022).

Tongam mengatakan saat ini sebetulnya banyak masyarakat yang sudah banyak mengetahui adanya situs Investasi Ilegal atau judi online, namun sengaja tidak melapor karena masih menikmati keuntungan.

"Jadi ini perilaku masyarakat kita," sambung Tongam..

Tongam menegaskan ketika masyarakat terjebak dalam hal ini mengalami kerugian dari adanya investasi ilegal, pemerintah tidak bisa memberikan ganti rugi kepada masyarakat yang mengalami kerugian 

"Pemerintah tidak menanggung kerugian dampak dari investasi ilegal, karena tidak ada dasar hukumnya, dan ini pada dasarnya memang tidak pernah ada pengembalian 100% dari kerugian," sambung Tongam.

Tongam menambahkan ada dua metode untuk mengecek terlebih dahulu ketika menemu ajakan investasi, rumus yang diberikan adalah 2 L, Legal dan Logic. Dua hal itu penting untuk dianalisis terlebih dahulu ketika menemui ajakan tawaran investasi. (TYO)

SHARE