ECONOMICS

Digempur Rusia, Dubes Ukraina: Kami Butuh Bantuan Indonesia

Michelle Natalia 07/03/2022 16:36 WIB

Indonesia diharapkan memberikan bantuan terhadap Ukraina, tidak hanya sebatas pernyataan resmi di website Kementerian Luar Negeri semata.

Digempur Rusia, Dubes Ukraina: Kami Butuh Bantuan Indonesia (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Militer Rusia hingga hari ini masih menggempur wilayah Ukrania. Indonesia diharapkan memberikan bantuan terhadap negara tersebut, tidak hanya sebatas pernyataan resmi di website Kementerian Luar Negeri semata.

"Saya memang berharap bisa bertemu langsung dengan Presiden Jokowi, tapi saya memaklumi betapa sibuknya Presiden, terlebih dengan agenda G20 yang sedang berjalan," ujar Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin  dalam wawancara eksklusif dengan MNC Portal Indonesia(MPI) di Jakarta, Senin(7/3/2022). 

Namun, dia menyayangkan bahwa tidak ada respon yang dia terima hingga saat ini, baik informal dan formal. Vasyl juga mengaku bahwa dirinya memiliki kontak Menlu Retno. 

"Bu Retno, sudah saya telpon, saya whatsapp, sama sekali tidak ada jawaban, dan telpon tidak diangkat," ungkap Vasyl.

Dia mengatakan bahwa ada beberapa hal yang diinginkan oleh Ukraina dari Indonesia. Vasyl mengatakan bahwa jika Indonesia memang tidak bisa mengirimkan dukungan militer, diharapkan ada bantuan bentuk lain yang bisa diberikan untuk rakyat Ukraina. 

"Yang pertama adalah dukungan moral, seperti misalnya kecaman terhadap aksi Rusia, kami tidak melihat kata-kata yang kuat dari pemerintah. Pernyataan yang diterbitkan di laman Kemenlu, menurut saya, sedikit lemah, karena kata-kata seperti "hentikan perang", "kami mau kedamaian dan stabilitas", itu sama persis dengan omongan Vladimir Putin," tegas Vasyl.

Dia mengungkapkan bahwa seharusnya siapa nama agresor dalam konflik ini, entah itu Putin atau Rusia, disebutkan dan dikecam. Kedua, Ukraina berharap adanya bantuan kemanusiaan dari Indonesia. 

"Ukraina butuh bantuan kemanusiaan, dan sudah dikirimkan dari Eropa, tapi masih kami butuh banyak. Khususnya medis, karena apapun yang terkait dengan rumah sakit dan obat-obatan. Seperti misalnya putri saya di Ukraina beberapa hari lalu terkena pneumonia, dan dia bersama istri saya tidak bisa menemukan antibiotik karena semua apotik dan penyedia obat tutup, dan ada kendala pengiriman dari gudang farmasi karena situasi perang," jelas Vasyl.

Dia mengatakan, jika memang Indonesia tidak bisa menyumbangkan perlengkapan dan peralatan militer, Ukraina berharap akan perlengkapan untuk sipil. "Apapun, bahkan selimut, karena temperatur di sana itu 0 derajat Celcius, dan rumah-rumah warga di sana hancur, mereka hanya tinggal di tenda-tenda," ungkapnya. (RAMA)

SHARE