Diinstruksikan Jokowi Operasikan 120 Pesawat, Garuda Alami Kendala Ini
Jumlah armada yang dioperasikan tersebut untuk menjangkau rute-rute domestik yang saat ini masih ditutup sekaligus menekan adanya kenaikan harga tiket pesawat.
IDXChannel - Garuda Indonesia masih dihadapkan pada tantangan dan kendala untuk bisa mengoperasikan 120 pesawat pada tahun ini. Salah satu tantangannya berupa persaingan antara maskapai penerbangan global untuk memperoleh perbaikan mesin (engine) pesawat.
Target 120 pesawat yang dioperasikan Garuda Indonesia merupakan instruksi langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri BUMN Erick Thohir. Jumlah armada yang dioperasikan tersebut untuk menjangkau rute-rute domestik yang saat ini masih ditutup sekaligus menekan adanya kenaikan harga tiket pesawat.
"Salah satu kendala yang saat ini kita sedang bersaing dengan seluruh maskapai di dunia adalah slot untuk perbaikan untuk engine pesawat, kita terus menerus berkomunikasi dengan pihaknya untuk bisa memperoleh percepatan terhadap itu," ungkap Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dalam konferensi pers, Kamis (20/10/2022)
Meski terkendala, Irfan optimistis bisa mengoperasikan jumlah pesawat berdasarkan instruksi pemegang saham mayoritas. Pihaknya pun terus melakukan monitoring
"Sampai saat ini masih punya keyakinan ini bisa kita capai di kisaran 120-an pesawat baik Garuda maupun Citilink. Namun demikian, dari waktu ke waktu kita terus memonitor slot dari international karena ini membutuhkan tempat untuk bekerja," kata dia.
Kementerian BUMN, kata Irfan, terus menanyakan perkembangan dari target pesawat yang harus dioperasikan tersebut.
"Kementerian BUMN secara continue juga terus menanyakan ke saya perkembangan dari restorasi-restorasi pesawat ini karena ternyata ini menjadi concern juga dari Bapak Presiden terhadap keberadaan atau jumlah pesawat Garuda, Citilink, yang dapat dioperasikan," tuturnya.
Kementerian BUMN sebelumnya mengungkapkan sumber pendanaan Garuda Indonesia untuk memperoleh 120 pesawat sebagiannya berasal dari Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp7,5 triliun.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menyebut PMN yang nantinya diterima emiten dengan kode saham GIAA itu sebagiannya akan dialokasikan untuk sewa pesawat. Dan sebagian lainnya untuk operasional perusahaan.
"Mengalokasikan (dana) dari teman-teman Garuda, pendanaan sebagian dari situ (PMN), pasti dari situ," ungkap Arya kepada wartawan.
Selain mengandalkan dana suntikan negara, Arya memastikan anggaran sewa pesawat juga berasal dari investor luar negeri dan lokal. Hanya saja, hingga kini Kementerian BUMN masih mencari investor yang tepat bagi Garuda Indonesia. (NIA)