Dilema Pegawai Garuda Indonesia, Bertahan atau Pensiun Dini
Maskapai penerbangan nasional PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk sedang mengalami turbulensi, perusahaan terlilit utang Rp70 triliun dan terus bertambah.
IDXChannel - Maskapai penerbangan nasional PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk sedang mengalami turbulensi, perusahaan terlilit utang Rp70 triliun dan terus bertambah setiap bulannya. Menghadapi situasi ini, perusahaan menawarkan pensiun dini bagi para pegawai Garuda Indonesia.
Koordinator Serikat Bersama (Sekber) PT Garuda Indonesia, Tomy Tampatty mengatakan, pihaknya memahami latar belakang keputusan pensiun dini itu. Tetapi, bukan sebagai opsi pertama.
"Opsi ini tawaran sukarela dan tidak memaksa. Maka, kami mengambil posisi tidak menolak dan tidak menerima," kata Tomi, kepada Sindonews, saat ditemui di Bandara Soetta, Jumat (28/5/2021).
Dijelaskan dia, jumlah karyawan Garuda Indonesia, sebanyak 5.800 orang. Namun, berapa yang setuju dan telah mengambil pensiun dini pihak tidak tahu.
"Berapa jumlahnya, kami tidak tahu, data itu ada di management. Kami tidak mau mengekspose data yang tidak valid. Karena ini tawaran sukarela, kami serahkan kepada teman-teman," katanya.
Meski tidak mengambil sikap tegas atas opsi pensiun dini, pihaknya berharap keputusan tersebut bisa dikaji ulang dan diselesaikan opsi yang dinilai lebih baik.
"Kami berharap pemerintah mengkaji kembali keputusan kemarin. Sebenarnya ada opsi yang bisa dilakukan, opsi merah putih, kalau itu tidak segera dilakukan dikucurkan berapa saja habis," jelasnya.
Sedikitnya, ada empat opsi yang telah ditawarkan oleh pemerintah kepada Garuda Indonesia. Pertama, mendukung kinerja Garuda melalui pinjaman ekuitas.
Kedua, menggunakan legal bankruptcy untuk merestrukturisasi kewajiban Garuda Indonesia. Ketiga, Garuda dibiarkan melakukan restrukturisasi, dan terakhir, Garuda akan segera dilikuidasi. (RAMA)