Dinilai Tendensius Soal Isu Polusi, Pemerintah Diminta Tertibkan Lembaga Ini
isu polusi udara berhembus setelah Indonesia menandatangani transisi energi yang dikemas dengan JETP di acara G20 kmarin.
IDXChannel - Isu memburuknya kondisi polusi udara di sejumlah wilayah kini semakin meluas, dengan muncul tudingan adanya pihak-pihak yang dianggap tendensius dan memiliki agenda terselubung.
Salah satunya disampaikan oleh Dewan Proper Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Agus Pambagio, yang menilai bahwa Center for Research on Energy and Clean Air (CREA) disinyalir memiliki agenda lain dalam menyajikan kajian tentang polusi udara di Jakarta.
"Saya sudah ingatkan beberapa waktu lalu. CREA ini punya agenda setting untuk jualan dengan cara memaparkan kajian tentang polusi udara. Pemerintah sebaiknya mulai bertindak tegas," ujar Agus, Rabu (13/9/2023).
Menurut Agus, isu polusi udara berhembus setelah Indonesia menandatangani transisi energi yang dikemas dengan JETP di acara G20 kmarin.
"JETP yang terdiri dari negara maju, termasuk Finlandia dan Swedia, menjanjikan US$200 juta kepada Indonesia. Tapi mana buktinya? Nggak ada tuh," tutur Agus.
Sebagai contoh, urai Agus, beredarnya gambar yang disampaikan oleh CREA yang seolah-olah diambil dari pantauan satelit, namun ternyata hoax karena patut diduga gambar tersebut hanya modeling yang diberitakan seolah-olah merupakan hasil pengukuran sensor atau satelit yang valid.
"Berita ini menyesatkan bagi awam yang tidak melek penggunaan teknologi satelit. Masih banyak lagi lembaga yang berkedok penelitian, tapi sebenarnya mereka produsen alat atau software dan ingin produknya dibeli oleh pemerintah Indonesia," ungkap Agus.
Agus juga mengakui ada beberapa orang yang meminta kepadanya untuk tidak berpendapat soal kajian polusi udara yang dirilis oleh CREA.
"Beberapa ada yg menelpon Saya untuk tidak bicara soal itu. Tapi bagi saya, ada yang harus diluruskan tentang isu polusi udara ini. Saya nggak takut. Saya bicara apa adanya," tegas Agus. (TSA)