ECONOMICS

Diproyeksi Masih Tinggi, Ini Dampak Inflasi AS bagi Sektor Tanah Air

Melati Kristina - Riset 13/09/2022 14:50 WIB

Inflasi AS diperkirakan tetap tinggi meski lebih rendah dibandingkan bulan lalu. Kondisi ini tentunya berdampak bagi berbagai sektor di Tanah Air.

Diproyeksi Masih Tinggi, Ini Dampak Inflasi AS bagi Sektor Tanah Air. (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Investor saham sedang menantikan data terkait inflasi Amerika Serikat (AS) yang akan dirilis pada hari ini. Sebagai informasi, Biro Statistik Ketenagakerjaan AS akan merilis data inflasi AS per Agustus 2022 pada Selasa (13/9) malam waktu Indonesia.

Adapun menurut proyeksi ekonom dalam riset PMI by S&P Global bertajuk “Week Ahead Economic Preview” yang dirilis pada Senin (12/9), inflasi di AS diproyeksikan akan tetap tinggi, meskipun cenderung turun.

“Perkiraan kami, inflasi AS menunjukkan moderasi yakni sebesar 8,1 persen atau turun dari semula yaitu 8,5 persen pada Juli 2022,” tulis riset tersebut, Senin (12/9).

Sebelumnya, inflasi AS berada di rate tertinggi yakni 9,1 persen di bulan Juni 2022. Dalam merespons kondisi ini, The Fed juga menaikkan suku bunga sebanyak 4 kali dengan total 225 basis poin menjadi 2,25 persen hingga 2,5 persen.

Riset tersebut juga menyebutkan, dampak inflasi yang tinggi dan meningkatnya biaya pinjaman akan berdampak pada konsumen. Demikian juga penjualan ritel secara global juga sedang diawasi secara ketat di tengah kenaikan suku bunga The Fed dan krisis biaya hidup yang sedang berlangsung.

Sedangkan analis juga mencatat adanya kenaikan 0,8 persen dalam produksi industri, kendati data dari PMI menunjukkan beberapa tanda kondisi manufaktur mulai berada di bawah tekanan. 

Terdampaknya manufaktur AS tentunya berimbas bagi sektor ini di dalam negeri sebab berkurangnya prospek AS sebagai salah satu negara tujuan ekspor manufaktur Indonesia.

Selain itu, industri manufaktur juga harus waspada menghadapi kenaikan tingkat suku bunga yang lebih tinggi di tengah kondisi permintaan pasar yang belum membaik.

Di dalam negeri, inflasi AS juga berpengaruh terhadap berbagai sektor. Adapun Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal mengatakan inflasi terutama paling berdampak pada barang impor.

"Makin tinggi tingkat impornya maka makin tinggi juga dampaknya terhadap inflasi domestik," kata Faisal kepada MNC Portal Indonesia, Senin (18/7/2022).

Selain itu, sektor yang terkena dampak inflasi global yaitu pangan dan energi sebab kedua sektor ini kerap melakukan impor. Di sektor energi, harga minyak tentunya akan terdampak yang akan menyebabkan inflasi dalam negeri di tengah meningkatnya harga bahan bakar minyak (BBM).

"Ini pasti ada dampaknya terhadap inflasi domestik dan kalau kita melihat, terakhir rilis BPS memang inflasinya juga meningkat sangat signifikan peningkatannya dibandingkan dengan 2020, 2021 bahkan dibandingkan dengan prapandemi," ungkapnya.

Inflasi yang tinggi pada umumnya diiringi meningkatnya suku bunga, sehingga Bank Indonesia (BI) turut menaikkan suku bunga acuan RI di level 3,75 persen. Selain itu, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) dalam negeri per Juli 2022 tercatat lebih tinggi dari bulan sebelumnya.

Adapun IHK Juli 2022 mencapai 4,95 persenyear on year(yoy) atau naik dari sebelumnya yaitu 4,35 persen yoy. Sehingga, kondisi tersebut perlu diwaspadai sebab akan berdampak bagi pertumbuhan ekonomi Tanah Air di tahun mendatang.

Periset: Melati Kristina

(ADF)

SHARE