ECONOMICS

Diresmikan 10 November, Monumen Perjuangan Covid-19 Bakal Berdiri Tegak di Jabar

Agung Bakti Sarasa 03/09/2021 20:36 WIB

Ridwan Kamil menggagas pembangunan Monumen Perjuangan COVID-19 dan rencananya monumen tersebut akan diresmikan 10 November.

Diresmikan 10 November, Monumen Perjuangan Covid-19 Bakal Berdiri Tegak di Jabar (Dok.MNC Media)

IDXChannel - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil telah menggagas pembangunan Monumen Perjuangan COVID-19 sebagai bentuk penghormatan terhadap para pejuang yang gugur dalam penanganan COVID-19 di Jabar. Rencananya, monumen tersebut akan diresmikan pada 10 November mendatang. 

Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu mengungkapkan, pihaknya telah menyampaikan langsung gagasan tersebut kepada Menteri Sekretaris Negara Republik Indonesia (Mensesneg RI), Pratikno. 

"Saya sudah menyampaikan ke Menseneg terkait monumen perjuangan untuk pahlawan Covid," ungkap Kang Emil dalam konferensi pers virtual, Jumat (3/9/2021). 

Tanpa menyebutkan lokasi tepatnya dimana monumen itu dibangun, namun Kang Emil menyatakan, jika tidak ada aral melintang, monumen tersebut akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), 10 November 2021 mendatang.

"Nanti 10 November kalau tidak ada halangan, Presiden akan meresmikan monumennya di Jabar," katanya. 

Menurut Kang Emil, monumen tersebut akan memuat dua simbol, yakni simbol tangguh dan tumbuh. Dia menjelaskan, simbol tersebut berisikan pesan bahwa pihaknya tidak akan pernah melupakan sejarah. 

"Ada dua simbol tangguh dan tumbuh. Itu satu pesan bahwa kami jas merah, tidak akan meninggalkan sejarah karena ada banyak nakes yang meninggal dunia, salah satunya peneliti vaksin Sinovac," tuturnya. 

Lebih lanjut Kang Emil mengatakan, pihaknya pun kini tengah merumuskan santunan yang akan diberikan kepada anak-anak yang harus menjadi yatim piatu karena orang tuanya meninggal dunia akibat COVID-19, salah satunya masa depan pendidikan mereka. 

"Kita sudah merapatkan, di sini juga ada DPRD. Semua yang menjadi yatim piatu karena orang tuanya meninggal karena covid, pendidikannya diurus minimal sampai SMA dan SMK, pada dasarnya sudah gratis," katanya. 

Selain pendidikan, kata Kang Emil, pihaknya pun akan memperhatikan kesehatan para anak yatim piatu itu. Terlebih, banyak pihak yang juga ingin berpartisipasi menyantuni mereka. 

"Tentu ada kesehatan di luar biaya pendidikan, akan kita rumuskan. Saya juga melihat masyarakat banyak yang ingin berpartisipasi menyantuni. Kami sedang rumuskan," tandasnya. 

(IND) 

SHARE