ECONOMICS

Dirut BTN Optimis Pertumbuhan Ekonomi RI Capai Lima Persen di 2023 

Heri Purnomo 10/12/2022 23:30 WIB

Berbagai lembaga dunia seperti OECD, IMF, World Bank, ADB (Asian Development Bank) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di antara 4,7-5,1 persen.

Berbagai lembaga dunia seperti OECD, IMF, World Bank, ADB (Asian Development Bank) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di antara 4,7-5,1 persen.

IDXChannel - Berbagai lembaga dunia seperti OECD, IMF, World Bank, ADB (Asian Development Bank) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di antara 4,7-5,1 persen pada 2023.

Proyeksi ini didasarkan pada peningkatan penanganan risiko COVID-19 dan percepatan vaksinasi yang relatif baik, dukungan fungsi APBN fiskal sebagai shock absorber, harga-harga komoditas yang tinggi, dan suksesnya presidensi G20 yang meningkatkan kredibilitas Indonesia di pasar internasional.

Optimisme tersebut juga diutarakan oleh Direktur Utama Bank BTN, Haru Koesmahargyo. Dia optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di angka 5 persen pada 2023.

'"Saya mempercayai prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 5,0. Angka itutu memang turun dari tahun ini yang mencapi  5,3. Tapi saya yakin 5,0  itu pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain," katanya kepada MNC Portal saat ditemui acara BTN Artikulasi Festival di Hall Basket, Komplek Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta, Sabtu (10/12/2022).

Haru juga memprediksi pertumbuhan juga akan terjadi di sektor perbankan yang berkaitan dengan sektor properti. 

"Kalo menyangkut perbankan khususnya perumah saya kira cukup bagus, karena perumah ini merupakan kebutuhan dasar," katanya. 

Selain itu, sektor properti juga lebih banyak menggunakan produk dalam negeri yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia. 

"Memang kita tidak menghindari kita adalah bagian dari ekonomi dunia. Tapi properti ini kan kebutuhan dasar selain itu properti itu juga lokal konten," katanya. 

Adapun pada tahun ini, Haru mengatakan kredit perumahan di Indoensia mengalami peningkatan 8 persen meski Indonesia sempat diterpa pandemi Covid-19. 

"Pertumbuhan kredit menariknya adalah KPR atau properti adalah tetap tumbuh dalam sektor industri itu cukup tangguh ya, meningkat 8 persen. Dan itun terbukti kala pandemi kemarin selama 2 tahun  tidak pernah mengalami pertumbuhan negatif terus positif," katanya. 

(NDA) 

SHARE